Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konflik Kepentingan dalam Akuntansi dan Pasar Keuangan

Konflik Kepentingan dalam Akuntansi dan Pasar Keuangan

Situsekonomi.com - Konflik kepentingan meski cukup umum dalam banyak situasi yang dihadapai, baik direktur maupun pejabat, berkembang melebihi ruang direksi dan ekskutif di seluruh arena keuangan. Bahkan, kepercayaan adalah isu integral bagi semua pihak yang terlibat dalam industri keuangan. Konflik, baik yang nyata maupun yang mungkin timbul, dapat merusak kepercayaan dan seringkali terwujud sebagai hasil dari berbagai kepentingan yang berbeda dari para pemegang kepentingan (Laura P. Hartman & Joe DesJardins, 2011).

Mengaitkan aktivitas akuntan publik dengan aktivitas yang dilakukan oleh analis bank investasi dan perusahaan sekuritas menciptakan konflik yang dahsyat antara tugas pihak yang satu untuk mengaudit dan mengesahkan informasi dengan tanggung jawab pihak lainnya untuk menyediakan panduan mengenai prospek masa depan dari sebuah investasi. Mungkin contoh terbaik atas akibat yang tidak etis dari konflik kepentingan diwujudkan oleh fakta yang mengejutkan bahwa 10 dari perusahaan investasi teratas di AS harus membayar denda atas tindakan yang melibatkan konflik kepentingan antara riset dan perbankan investasi. Perusahaan yang terlibat dalam perbankan investasi menekan analisis riset mereka untuk memberikan peringkat yang tinggi dari perusahaan yang sahamnya akan mereka terbitkan, tanpa melihat apakah peringkat tersebut memang pantas diberikan atau tidak (Sunyoto, 221: 2016).

Menurut Kevin Bahr dikutip oleh Laura P. Hartman & Joe DesJardins (2011) mengidentifikasi beberapa penyebab konflik dalam pasar keuangan yang dapat atau tidak dapat diselesaikan melalui pembuatan peraturan saja:
  • Hubungan keuangan antara kantor akuntan publik (KAP) dengan klien auditnya karena audit dibayar oleh klien yang diaudit, akan ada konflik inheren karena pengaturan keuangan tersebut;
  • Konflik di antara jasa-jasa yang ditawarkan oleh kantor publik karena banyak KAP menawarkan jasa konsultasi kepada klien mereka, maka timbul konflik mengenai independensi dari opini perusahaan dengan insentif untuk menghasilkan fee konsultasi tambahan;
  • Kurangnya independensi dan keahlian dari komite audit;
  • Peraturan yang dibuat sendiri dari profesi akuntan, karena secara historis industri akuntansi telah membuat peraturannya sendiri, kalaupun pengawasan itu ada, sifatnya masih lemah;
  • Kurang aktifnya pemegang saham, dengan adanya keragaman kepemilikan dalam pasar berdasarkan investor individu, usaha kolektif untuk mengatur dan mengawasi dewan hampir tidak ada;
  • Keserakahan jangka pendek ekskutif versus kemakmuran jangka panjang pemegang saham. Paket kompensasi ekskutif tidak menciptakan sistem insentif yang sesuai untuk pengambilan keputusan yang etis oleh ekskutif dan dewan direksi;
  • Skema kompensasi ekskutif. Opsi saham dan perlakuan akuntansi tetap menjadi sebuah isu bagi profesi akuntan dan komunitas investor karena walaupun skema ini ditujukan untuk menjadi sebuah insentif bagi manajemen dan tentunya sebuah bentuk kompensasi, skema ini tidak diperlukan sebagai beban pada laporan laba rugi. Mereka juga cenderung menempatkan insentif, lagi-lagi pada pertumbuhan jangka pendek dibandingkan keberlanjutan jangka panjang;
  • Skema kompensasi untuk analis sekuritas. Analis perbankan investasi memiliki kepentingan dalam penjualan. Penjualan adalah cara mereka mendapatkan komisi atau fee yang mendukung gaji mereka. Namun, penjualan mungkin tidak selalu menjadi transaksi yang paling baik bagi klien, sehingga menimbulkan konflik yang potensial bagi analis tersebut.

BACA JUGA:
Penutup

Bagaimanapun bentuk dominasi nilai-nilai etika terjadi di saat seorang profesional menemukan masalah yang berada di luar kompetensinya saat ini, maka faktor nilai etika inilah yang akan memaksa profesional tersebut untuk mengakui dan mengungkap fakta tersebut. Tanpa nilai-nilai etika, kerpercayaan yang diperlukan untuk suatu hubungan fidusia (pengalihan hak) tidak dapat dipertahankan, dan hak-hak profesi akuntansi menjadi terbatas (mungkin akan mengurangi efektivitas yang dapat diberikan suatu profesi kepada masyarakat).
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.