Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Imelda Sundoro: Pengusaha Wanita yang Sukses dalam Bisnis Properti

Imelda Sundoro: Pengusaha Wanita yang Sukses dalam Bisnis Properti

Kalangan pengusaha properti ternyata tidak hanya digeluti oleh kaum Adam saja. Sebab, ada juga seorang pengusaha wanita Indonesia yang sukses dalam bisnis properti. Tentu saja ini merupakan kabar baik bagi wanita yang ingin terjun ke dalam bisnis properti (Kusuma, 2017).

Dengan kata lain, ini menandakan bahwa dunia usaha tidak selalu identik dengan pria karena wanita juga memiliki peluang yang sama untuk menjadi pengusaha. Persoalan gender bukan menjadi penghalang bagi siapa pun untuk menjadi pengusaha.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh sosok Imelda Sundoro. Imelda Sundoro atau yang juga akrab dipanggil Imelda Tio lahir di Solo pada tanggal 2 Mei 1943. Ia adalah anak pertama dari tujuh bersaudara yang lahir dari pasangan Koo Tjong Tjang dan Tio Fee Swie.

Kehidupannya tidak selalu berjalan dengan mulus dan indah. Saat usianya masih sekitar sembilan tahun, ia sudah mengalami pahit getirnya hidup setelah ditinggal ayahnya. Tak pelak, ia pun harus menjalani masa remajanya tanpa kehadiran sang ayah.

Imelda menempuh pendidikan sekolah dasar dan menengahnya di Kota Malang dan Solo. Setelah lulus dari SMA Kanisius Putri, ia melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Ia bukanlah sosok yang bisa dibilang sukses dalam pendidikan. Bangku kuliahnya hanya bisa dinikmati selama tiga tahun (enam semester) karena ia keburu menikah dengan Hoo Sundoro Hosea (Hoo Ik Soen).

Dari pernikahannya dianugerahi empat putra-putri, yaitu Hartono Sundoro Hosea, Lisa Tjandrakusuma, Andrysan Sundoro Hosea, dan Jeffry Sundoro Hosea. Putra-putri tercintanya itu kini juga turut serta mengurusi dan mengembangkan bisnis keluarga.

Mulai Merambah Bisnis Properti

Dalam jejak bisnisnya, Imelda tidak langsung sukses seperti sekarang. Sebelum terjun ke bisnis properti, ia pernah membuka bisnis garmen yaitu semacam usaha jahitan untuk membuat pakaian jadi. Bisnis garmen tersebut mulai dirintis pada tahun 1970 bersama suaminya.

Sejak menjalani bisnis garmen, Imelda memang bisa dibilang sangat sukses. Produk dari Sun Product (nama bisnis garmen tersebut) sangat beragam dan lengkap, mulai dari perlengkapan bayi hingga pakaian orang dewasa.

Awalnya, usaha konveksi ini dirintis dengan melakukannya sendiri dan menjahit sendiri tanpa dibantu karyawan. Namun, pada akhirnya ia pun merekrut ratusan pekerja sebagai karyawannya. Produk-produknya dipasarkan ke berbagai kota, termasuk Jakarta.

Sukses di bisnis konveksi tidak membuat Imelda berpuas diri. Ia merasa tidak cukup puas hanya mengandalkan satu usaha. Ia pun melirik peluang lain, mulai dari usaha furnitur (mebel) hingga properti yang mengantarkannya pada kesuksesan sebagai pengusaha tenar di negeri ini.

Menariknya, semua bisnis yang ia geluti tersebut dirintisnya dari nol. Ia adalah seorang pekerja keras dan pebisnis yang pantang menyerah dalam setiap bisnis yang digeluti. Salah satu contohnya adalah saat menata bisnis dealer mobil.

Usaha tersebut telah dibangunnya sejak tahun 1974 di Solo dengan bendera bisnis Sun Motor yang selanjutnya menjadi bisnis keluarga. Semula, dealer mobil tersebut bernama UD Sun Motor yang bergerak di bidang kredit mobil di sejumlah kota di Jawa Tengah.


Berkat kerja keras, pantang menyerah, dan jujur, akhirnya ia pun semakin dipercaya oleh agen tunggal pemegang merek (STPM) untuk menjadi pemain utama dalam bisnis otomotif di Indonesia. Alhasil, kini Sun Motor sudah memiliki 53 cabang yang tersebar di beberapa kota.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, Sun Motor juga pernah merambah ke luar negeri dengan membuka cabang di Los Angeles, Amerika Serikat. Namun karena dampak krisis keuangan global, akhirnya cabang Sun Motor di Los Angeles ditutup.

Sejauh ini, Sun Motor (dengan lima ribu karyawan) telah menjadi dealer resmi sejumlah mobil merek terkenal, seperti Mitsubishi, Suzuki, Nissan, Hino, Chevrolet, Renault, dan Toyota. Sun Motor semakin sukses karena mampu memperluas jaringan bisnisnya dengan penanganan pada sepeda motor.

Melalui divisi khusus, dealer ini mulai menangani sepeda motor Suzuki dengan 37 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Imelda adalah pendiri dan bertindak sebagai Presiden Komisaris Sun Motor (khusus untuk wilayah Jakarta, ia menjabat sebagai CEO).

Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran dari kesuksesan Imelda Sundoro. Di antaranya, Imelda tidak stagnan pada salah satu jenis usaha atau bisnis. Ia kerap berinovasi dan melebarkan sayap bisnisnya ke sektor lain.

Kesuksesannya di sejumlah bisnis semakin memicu ambisinya untuk beralih ke bisnis lain. Namun, bukan berarti secara sekaligus merintis beberapa usaha. Berkaca dari kisah Imelda, ia sebenarnya sangat fokus terhadap suatu bisnis yang tengah digeluti.

Setelah bisnisnya itu sukses, baru kemudian ia mengembangkan bisnis lainnya. Hingga akhirnya, ia jatuh hati pada bisnis properti, baik perumahan maupun perhotelan. Mengapa ini bisa terjadi? Ia mengaku mempunyai alasan tersendiri bisa sampai jatuh hati pada bisnis properti.

Ia mengungkapkan kalau bisnis otomotif tergantung pada supply and demand, sedangkan bisnis properti tidak ada batasnya. Menurut penilaiannya, bisnis propertilah satu-satunya bisnis yang bisa terus berkembang.

Atas dasar itulah sejak tahun 1996, ia mulai memasuki bisnis properti dengan membangun Hotel Novotel di pusat Kota Solo. Meraih sukses dengan proyek pertama, ia pun berlanjut dengan proyek pembangunan Hotel Grand Mercure, Hotel Paragon, Hotel Ibis, hingga Hotel Novotel di Semarang.

Pada tahun 2009, Hotel Grand Mercure yang berlokasi di Yogyakarta diubah namanya menjadi The Phoenix. Hotel butik ini mempunyai kelebihan dalam konsepnya yang bisa disebut hotel geleri bangunan bersejarah (heritage), sehingga beberapa turis asing sangat menyukainya.

Contoh lain dari kekuatan konsep sejumlah proyek Imelda adalah hotel terbarunya di Solo, yakni Best Western Premier. Hotel ini mendapatkan penghargaan dari MURI karena mengusung konsep serba batik pada desain interior dan eksteriornya.

Meraih Sejumlah Penghargaan

Kesuksesan dan kontribusi Imelda Sundoro telah menjadikan dirinya diakui oleh masyarakat sebagai pengusaha properti perempuan yang sukses, tenar, dan dihormati. Meski ia tidak meminta penghormatan dan apresiasi, tetapi sejumlah penghargaan datang dan diberikan kepadanya.

1. Penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia)

Penghargaan ini diberikan karena Hotel Best Western Premier mengusung konsep serba batik pada desain interior dan eksteriornya. Imelda mengaku bahwa waktu itu tercetus ide bagaimana agar hotel baru tersebut dapat bersaing dengan hotel-hotel lainnya sekaligus menjadi ikon pariwisata Kota Solo.


2. Penghargaan Special Award for Entrepreneurship Spirit 2008

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Perindustrian Fahmi Idris yang didampingi oleh CEO Ernst & Young Guiseppe Nicolasi. Imelda dipilih karena dianggap sebagai pengusaha yang sukses membangun dan memimpin bisnisnya.

Kunci Sukses Imelda Sundoro

Setelah mengetahui sekelumit kisah kesuksesan Imelda Sundoro, lantas apa sebenarnya kunci sukses di berbagai bisnis yang ditekuni Imelda, khususnya di bidang properti? Kesuksesan Imelda tentu saja karena mempunyai beberapa sikap dan prinsip yang selalu dijalankannya dengan disiplin, yaitu:

1. Militan

Sikap militan ini muncul pada seorang Imelda karena sedari kecil sudah terbiasa hidup susah sehingga wajar jika mentalnya sekuat baja, terutama dalam menghidupi keluarganya. Selama hidupnya, ia tidak pernah dimanja oleh orang tuanya.

2. Bekerja Keras dan Pantang Menyerah

Imelda sangat tekun dan gigih dalam merintis dan mengelola bisnisnya. Ia tidak puas hanya konsisten di satu bisnis. Oleh karena itulah, setelah bisnis yang satu sukses ia pun mengembangkan bisnis yang lainnya.

3. Bergaul dengan Siapa Saja

Hingga kini, Imelda tetap merakyat. Ia akrab dengan siapa pun. Ia sering terlihat mengajak para karyawannya makan bersama. Ia mengaku teringat dengan masa-masa susah yang pernah dialaminya pada masa lalu sehingga selalu memikirkan orang-orang yang menurutnya kurang beruntung.

4. Jujur dan Fokus pada Pekerjaan

Bagi Imelda, kejujuran selalu berkaitan dengan kepercayaan dari rekan bisnis, kolega, mitra kerja, dan pelanggan. Fokus pada pekerjaan sangat dibutuhkan karena dalam berbisnis diperlukan kebulatan tekad, bukan semangat yang setengah hati.

5. Bermitra dengan Perusahaan Lain

Imelda pernah bekerja sama dengan Grup Gapura Prima, Grup Ciputra, jaringan Accor dari Prancis, dan Best Western dari Amerika. Dengan bermitra, kesulitan dalam berbisnis akan mudah teratasi, tidak terkecuali problem permodalan yang dapat menghambat suksesnya bisnis properti.

6. Menempatkan Daya Imajinasi sebagai Prinsip

Imelda pernah mengatakan bahwa kalau tidak mempunyai imajinasi dan strategi, maka usaha tersebut tidak akan maju. Bagi Imelda, kekuatan imajinasi dan strategi sangat luar biasa karena semua itu akan berefek pada lahirnya kekuatan konsep dalam pengembangan bisnis properti.

Hal ini terlihat dari keberhasilannya dalam proyek pembangunan Hotel Best Western Premier di Solo. Saat itu, ia berusaha dan berpikir keras untuk menjadikan hotelnya mampu bersaing dengan hotel-hotel lainnya sekaligus menjadi ikon pariwisata Kota Solo.

Akhirnya, muncullah gagasan kreatif untuk mendesain interior dan eksteriornya dengan motif batik. Maka dari itu, tidak heran jika proyek tersebut mendapatkan penghargaan dari MURI serta menjadi salah satu ikon Kota Solo.

7. Selalu Mencoba Setiap Peluang

Apabila ada peluang, Imelda pasti akan mencobanya. Ia sama sekali tidak takut bangkrut. Dengan begitu, wajar saja bila Imelda mendapatkan hasil yang besar karena sejauh ini ia sudah memilih peluang dengan risiko yang juga besar.

Demikianlah pembahasan tentang kisah sukses Imelda Sundoro yang bisa dijadikan sebagai inspirasi. Dengan adanya kisah ini diharapkan mampu memotivasi Anda dan menjadi modal pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam merintis dan mengelola bisnis.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.