Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ikhwan: Pengusaha Properti Sukses Asal Palembang

Ikhwan: Pengusaha Properti Sukses Asal Palembang

Ikhwan adalah salah satu pengusaha sukses yang sampai sekarang namanya selalu disebut-sebut oleh banyak orang. Ia lahir di Palembang pada tanggal 9 September 1967. Setelah lulus dari SMA Xaverius I Palembang tahun 1986, ia melanjutkan pendidikannya di York University Kanada (Kusuma, 2017).

Tiga tahun kemudian, ia berhasil menyelesaikan studinya di York University. Lalu, ia pulang ke Palembang dan menikah dengan Tuty. Dari hasil pernikahannya, ia dikaruniai dua orang putri. Sedari kecil, Ikhwan dididik oleh ayahnya untuk menjadi pengusaha.

Ayahnya adalah seorang pengusaha perkapalan yang merupakan warisan dari kakeknya. Pada tahun 1962, Ayahnya memulai usaha baru sebagai pengembangan dari bisnis yang sudah ada sebelumnya, yakni usaha pelayaran.

Kakek Ikhwan merupakan orang terkaya di Palembang pada era tahun 1950-an sampai 1960-an. Kakeknya terkenal sebagai raja kapal. Setelah meninggal dunia, usaha itu dilanjutkan oleh Ayahnya yang kini diteruskan oleh Ikhwan.

Selama kuliah di Kanada, Ikhwan tidak diberikan fasilitas apa pun oleh ayahnya, seperti mobil dan uang saku. Ia memang dididik keras agar mandiri dan tidak bergantung pada siapa pun, kecuali pada dirinya sendiri.

Sepulangnya dari Kanada, Ikhwan mulai bergelut dengan bisnis yang dirintis oleh kakeknya yang sebelumnya sempat dilanjutkan oleh ayahnya. Ia harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengendalikan bisnis warisan tersebut karena sejak tahun 1995 ayahnya memilih untuk pensiun.

Beberapa tahun kemudian, Ikhwan mulai membuka bisnis baru yaitu bisnis properti yang juga merupakan bagian dari bisnis yang ditekuni sebelumnya. Perusahaan yang diberi nama Tiga Putra Group ini dikembangkan bersama kedua kakak laki-lakinya.

Usahanya pun terus makin bertambah seiring berjalannya waktu, tidak hanya perkapalan tetapi juga bisnis di bidang properti, hotel, pelayaran, dan galangan kapal. Di dalam perusahaan Tiga Putra Group, Ikhwan menjabat sebagai CEO (chief executive officer).

Ikhwan termasuk orang yang berani mengambil risiko demi mengembangkan bisnis barunya tersebut. Di bawah perusahaan Tiga Putra Group, ia membangun sebuah hotel bernama Hotel Grand Zuri di atas tanah rumah warisannya yang sudah ditempati selama 35 tahun.

Banyak orang protes terhadap usaha yang dibangunnya itu karena dianggap tidak wajar. Namun, ayah Ikhwan tetap saja bersikap dingin dan bijak menghadapi protes dari beberapa orang tersebut karena dalam urusan bisnis ayahnya sudah menyerahkan sepenuhnya kepada anak-anaknya.


Tidak hanya itu, Ikhwan juga membuat kejutan yang lain yaitu proses pembangunan Hotel Grand Zuri yang hanya menghabiskan waktu 15 bulan. Ini merupakan rekor pembangunan hotel tercepat di Palembang.

Awalnya, banyak orang mengira bahwa hotel yang dibangun oleh Ikhwan mustahil bisa selesai dalam jangka waktu secepat itu. Dengan semangat yang tinggi, akhirnya hotel tersebut selesai sesuai target dan dibuka pada awal bulan Juni 2010.

Untuk memacu semangat kerja para karyawan, Ikhwan memasang spanduk yang mengumumkan bahwa soft opening hotel akan dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2010 dengan harga promo Rp333.333. Semua karyawan yang membaca spanduk tersebut seolah terhipnotis untuk lebih semangat bekerja.

Dengan demikian, nyatalah bahwa Hotel Grand Zuri memang benar-benar selesai sesuai dengan target soft opening. Pada tanggal 24 Juli 2010, semua karpet dipasang. Keesokan harinya, semua pekerjaan sudah terselesaikan.

Jumlah kamar di Hotel Grand Zuri seluruhnya 145 unit dan luas tanah 2.900 m2. Dari seluruh kamar tersebut, tingkat hunian mencapai 80-90%. Hotel sembilan lantai ini masih termasuk hotel bintang tiga, tetapi semua fasilitasnya sama dengan hotel bintang empat.

Investasi rata-rata hotel bintang tiga tersebut mencapai Rp300-Rp400 juta. Harga sewa per kamar dalam semalam adalah Rp488.000, sedangkan harga korporatnya Rp425.000 per malam. Setiap akhir pekan, hotel itu penuh.

Selain untuk menginap, para pelanggan juga bisa menikmati fasilitas spa, fitness, dan kolam renang. Hotel ini juga dilengkapi dengan beberapa meeting room, business center, dan lounge. Di lantai paling atas, rencananya dijadikan sebagai serviced apartment.

Inilah kelebihan proyek hotel pertama yang digarap oleh Ikhwan. Setelah sukses di proyek pertama, Ikhwan semakin antusias untuk merencanakan pembangunan tiga buah hotel bintang dua dengan menggunakan brand Zuri Express.

Hotel tersebut rencananya akan dibangun di tengah kota, yakni kompleks ruko di Jl. M. Isa dan di tepian Sungai Musi yang merupakan salah satu sungai terkenal di Sumatera. Keseluruhan konsep hotel Zuri Express adalah bintang dua yang nantinya akan terdiri dari 117 kamar.

Selain itu, hotel ini pun akan direncanakan lebih fleksibel dalam memilih menu makanan pagi, seperti mie goreng dan nasi goreng yang diantarkan ke kamar. Hotel Zuri Express sangat beragam pula dalam hal tempat tidur, apakah satu atau dua.


Dengan begitu, para tamu mempunyai kebebasan dalam memilih. Harga yang ditawarkan tergolong sangat murah, yakni di bawah Rp300.000. Hotel tersebut juga dilengkapi dengan supermarket yang menjual beberapa kebutuhan, termasuk makanan seperti mie instan, hotdog, dan sejenisnya.

Itulah Zuri Express yang direncanakan oleh Ikhwan yang sangat mengutamakan fasilitas demi kenyamanan para tamu. Meskipun hotel tersebut hanya bintang dua, tetapi sangat berbeda dengan hotel bintang dua lainnya yang biasanya kurang terawat dan kurang representatif.

Seiring berjalannya waktu, bisnis properti Ikhwan pun semakin berkembang. Selain membangun hotel, ia bersama dua saudaranya membangun perumahan dan ruko. Salah satu perumahan yang dibangun ialah perumahan Taman Kumala Berlian.

Kompleks perumahan yang dibangun oleh Ikhwan mempunyai muatan sekitar 100 unit rumah dengan tipe 58, 90, dan 85. Sementara itu, harganya juga masih tergolong murah yaitu hanya berkisar Rp300-Rp600 juta.

Sedangkan ruko yang dibangun oleh Ikhwan bersama Tiga Putra Group berjumlah 54 unit di kompleks Taman Harapan Indah. Dalam jangka waktu 1,5 bulan, semua ruko habis terjual. Luar biasa, Ikhwan memang mempunyai jiwa bisnis yang sangat tinggi, bukan?

Jika ingin menjadi pengusaha properti yang sukses seperti Ikhwan, maka Anda harus belajar banyak hal dari pengalaman-pengalamannya. Dalam berbisnis, Ikhwan mempunyai 13 prinsip yang selalu dipegang teguh yaitu sebagai berikut:
  1. Selalu mengutamakan kualitas bangunan agar lebih baik dari bangunan yang lainnya.
  2. Menjadikan kepercayaan sebagai prinsip dasar sebuah kemajuan.
  3. Terlibat langsung dalam banyak hal yang berkaitan dengan bisnis propertinya.
  4. Selalu melakukan survei, belajar dari pengusaha lain, dan rajin membaca buku.
  5. Mengutamakan fasilitas.
  6. Mempunyai cara khusus untuk memicu kerja para karyawan.
  7. Mempunyai kemampuan dalam menentukan strategi pemasaran produk.
  8. Mempunyai cita-cita yang sangat kuat dan teguh dalam pendirian.
  9. Disiplin dalam hal keuangan.
  10. Selalu menepati janji.
  11. Cerdas memilih lokasi.
  12. Memiliki tekad yang kuat untuk membangun perekonomian.
  13. Berbaik hati kepada karyawan.

Demikianlah pembahasan tentang kisah sukses Ikhwan sebagai pengusaha properti. Bisnis properti bisa dikatakan gampang-gampang susah karena jika salah sedikit saja, maka Anda bisa rugi besar. Supaya sukses dalam bisnis ini, Anda harus memiliki sifat pantang menyerah dan selalu mau belajar.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.