Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan menghendaki adanya laju dan pola pertumbuhan ekonomi, kondisi ketersediaan sumber daya alam, kebijakan ekonomi, keadaan penawaran tenaga kerja dan kenaikan permintaan barang dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi memperbesar kemampuan produksi, maka bersamaan dengan peningkatan input-input lainnya menyebabkan permintaan tenaga kerja meningkat.
Meskipun karena adanya akumulasi modal yang berlangsung akibat pertumbuhan ekonomi sering terjadi tidak secara langsung diterjemahkan ke dalam realisasi investasi, sehingga hal ini dapat memperkecil peluang pertambahan penyerapan tenaga kerja. Pola pertumbuhan ekonomi yang cenderung terjadi di sektor produksi, di mana intensif modal ada kecenderungan memperkecil penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya, jika terjadi sektor produksi yang intensif tenaga kerja kemungkinan proporsi penyerapan tenaga kerja lebih besar.
Begitu juga halnya dengan kondisi ketersediaan sumber kekayaan alam yang terdapat di suatu negara turut pula mempengaruhi peningkatan penyerapan tenaga kerja negara yang relatif kaya dengan kekayaan alam dapat menciptakan lapangan kerja potensial bagi penduduknya. Perbaikan pendapatan dan status ekonominya dan meluasnya jumlah penduduk memperbesar permintaan pasar.
Sebagai akibatnya, hal ini akan mendorong peningkatan investasi di sektor terkait, sehingga turut menciptakan kesempatan kerja. Namun sebaliknya, kondisi penawaran tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan memungkinkan dapat memperkecil pendapatan tenaga kerja.
Baca Juga: Tenaga Kerja sebagai Faktor Produksi
Proses pembangunan ekonomi berlangsung, yaitu seberapa besar pertumbuhan ekonomi mampu mengatasi persoalan ketenagakerjaan di dalam negeri dan seberapa besar kondisi penawaran tenaga kerja dapat mengimbangi kecepatan perubahan pasar. Sebenarnya, antara penawaran tenaga kerja dan penduduk memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat secara potensial, makin besar jumlah penduduk yang termasuk usia kerja, berarti makin besar pula penawaran tenaga kerja yang terjadi.
Namun demikian, penawaran tenaga kerja riil berhubungan dengan angkatan kerja, angkatan kerja dipengaruhi oleh keadaan dan pertumbuhan penduduk, usia kerja dan tingkat partisipasi dan angkatan kerja potensial. Begitu halnya dengan tingkat partisipasi angkatan kerja, makin besar tingkat partisipasi angkatan kerja, makin besar pula penawaran tenaga kerja. Penduduk usia kerja dapat dikatakan sebagai penawaran tenaga kerja potensial, sebaliknya angkatan kerja merupakan penawaran angkatan kerja riil.
Walau bagaimanapun, perluasan investasi melalui program perpindahan penduduk yang dijalankan pemerintah relatif terus berlangsung telah menggeser penduduk yang tidak produktif menjadi produktif. Namun, pada kenyataannya, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian relatif menurun. Begitupun di sektor pertambangan, tingkat produksi relatif mengalami peningkatan, namun penyerapan tenaga kerja relatif menurun.
Proses pembangunan ekonomi berlangsung, yaitu seberapa besar pertumbuhan ekonomi mampu mengatasi persoalan ketenagakerjaan di dalam negeri dan seberapa besar kondisi penawaran tenaga kerja dapat mengimbangi kecepatan perubahan pasar. Sebenarnya, antara penawaran tenaga kerja dan penduduk memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat secara potensial, makin besar jumlah penduduk yang termasuk usia kerja, berarti makin besar pula penawaran tenaga kerja yang terjadi.
Namun demikian, penawaran tenaga kerja riil berhubungan dengan angkatan kerja, angkatan kerja dipengaruhi oleh keadaan dan pertumbuhan penduduk, usia kerja dan tingkat partisipasi dan angkatan kerja potensial. Begitu halnya dengan tingkat partisipasi angkatan kerja, makin besar tingkat partisipasi angkatan kerja, makin besar pula penawaran tenaga kerja. Penduduk usia kerja dapat dikatakan sebagai penawaran tenaga kerja potensial, sebaliknya angkatan kerja merupakan penawaran angkatan kerja riil.
Walau bagaimanapun, perluasan investasi melalui program perpindahan penduduk yang dijalankan pemerintah relatif terus berlangsung telah menggeser penduduk yang tidak produktif menjadi produktif. Namun, pada kenyataannya, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian relatif menurun. Begitupun di sektor pertambangan, tingkat produksi relatif mengalami peningkatan, namun penyerapan tenaga kerja relatif menurun.
Baca Juga: Masalah Jangka Panjang Sektor Pertanian
Keberadaan penduduk di pasar barang merupakan potensi bagi permintaan pasar. Pertambahan jumlah penduduk menghendaki peningkatan penyediaan kebutuhan manusia, sehingga ini berjalan secara bersamaan.
Pada kenyataannya, penurunan elastisitas tenaga kerja terhadap hasil pertanian, peningkatan buruh tani lepas, aktivitas non pertanian dan beranekaragam tingkat upah pedesaan menunjukkan timbulnya kesulitan sosial dan mobilisasi kelas pada tingkat dasar. Menurut Syechalad (2009: 132), "Penyatuan secara progresif dari perekonomian desa ke dalam pusat ekonomi yang lebih luas, termasuk pengembangan hubungan pertanian dan non pertanian, akan dipelajari secara hati-hati karena keduanya merupakan pertanian progresif di wilayah yang kurang berkembang."
Berubahnya sifat pasar tenaga kerja pedesaan, termasuk di dalamnya hubungan antara struktur upah pertanian dan non pertanian, atau isu untuk menumbuhkan signifikansi, juga pernyataan mengenai upah minimum adalah suatu masalah dari makna pertumbuhan. Akhirnya, dirasakan bahwa suatu studi yang dilakukan secara mendalam mengenai gejala baru dan meluas tentang pertanian di pinggiran desa telah tercakup dalam pembahasan, terutama karena adanya pengertian penggunaan tanah.
Di samping persoalan ketenagakerjaan dalam negeri, jika diperhatikan masih pula menghadapi masalah pembagian upah yang tidak merata dan adanya eksploitasi tenaga kerja. Secara umum, upah di sektor industri diperkirakan menumpuk di kelompok industri besar dan sedang.
Keberadaan penduduk di pasar barang merupakan potensi bagi permintaan pasar. Pertambahan jumlah penduduk menghendaki peningkatan penyediaan kebutuhan manusia, sehingga ini berjalan secara bersamaan.
Pada kenyataannya, penurunan elastisitas tenaga kerja terhadap hasil pertanian, peningkatan buruh tani lepas, aktivitas non pertanian dan beranekaragam tingkat upah pedesaan menunjukkan timbulnya kesulitan sosial dan mobilisasi kelas pada tingkat dasar. Menurut Syechalad (2009: 132), "Penyatuan secara progresif dari perekonomian desa ke dalam pusat ekonomi yang lebih luas, termasuk pengembangan hubungan pertanian dan non pertanian, akan dipelajari secara hati-hati karena keduanya merupakan pertanian progresif di wilayah yang kurang berkembang."
Berubahnya sifat pasar tenaga kerja pedesaan, termasuk di dalamnya hubungan antara struktur upah pertanian dan non pertanian, atau isu untuk menumbuhkan signifikansi, juga pernyataan mengenai upah minimum adalah suatu masalah dari makna pertumbuhan. Akhirnya, dirasakan bahwa suatu studi yang dilakukan secara mendalam mengenai gejala baru dan meluas tentang pertanian di pinggiran desa telah tercakup dalam pembahasan, terutama karena adanya pengertian penggunaan tanah.
Di samping persoalan ketenagakerjaan dalam negeri, jika diperhatikan masih pula menghadapi masalah pembagian upah yang tidak merata dan adanya eksploitasi tenaga kerja. Secara umum, upah di sektor industri diperkirakan menumpuk di kelompok industri besar dan sedang.
Baca Juga: Industrialisasi dan Pembangunan Berkelanjutan
Selain itu, banyak pula pekerja yang menerima upah pada tingkat di bawah upah minimum regional. Oleh karena itu, tidak mengherankan angka tingkat pengangguran sukarela yang terjadi di Indonesia masih relatif besar. Berbagai persoalan tersebut masih perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh, selain bukan saja beban pekerja diharapkan semakin minimal, juga hal ini dapat meningkatkan kesejateraan ekonomi penduduk sekaligus dapat menunjang pertumbuhan dalam proses pembangunan.
Selain itu, banyak pula pekerja yang menerima upah pada tingkat di bawah upah minimum regional. Oleh karena itu, tidak mengherankan angka tingkat pengangguran sukarela yang terjadi di Indonesia masih relatif besar. Berbagai persoalan tersebut masih perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh, selain bukan saja beban pekerja diharapkan semakin minimal, juga hal ini dapat meningkatkan kesejateraan ekonomi penduduk sekaligus dapat menunjang pertumbuhan dalam proses pembangunan.