Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menentukan Trend Linier untuk Data Deret Waktu

Cara Menentukan Trend Linier untuk Data Deret Waktu

Data yang terdapat pada tabel di atas adalah hanya sebuah informasi yang fiktif saja. Data tersebut disajikan sebagai contoh pada pembahasan kali ini. Seandainya data pada tabel tersebut diminta menentukan trend linier untuk data deret waktu, cara penyelesaiannya yaitu:
  • Gunakan model penyelesaian dengan metode least square (kuadrat terkecil).
  • Tetapkan kolom-kolom pembantu untuk memudahkan proses penyelesaiannya.
  • Tentukan nilai-nilai koding (skala) dengan menggunakan cara pendek (Σx = 0) sehingga membentuk tabel pembantu pada tabel di bawah yang akan dijelaskan nanti.
  • Untuk mengisi kolom nilai-nilai trend, tentukan terlebih dahulu model trend dari data tabel di atas. Karena yang digunakan adalah cara pendek (Σx = 0), maka nilainya:
Model Trend Cara Pendek

Tabel Data Rata-Rata Volume Penjualan Gabah di Jawa Barat Tahun 1970-1984
Menentukan Nilai Koding
  • Dari nilai-nilai pada tabel tersebut, model trend liniernya adalah y = 156,76 + 12,65x
  • Untuk nilai x = 0, maka akan didapat nilai y = 156,76 (tepat pada tanggal 1 Juli tahun 1977)
  • Untuk mengisi kolom ytrend sebelum dan sesudah waktu dasar, misalkan mengisi nilai trend pada tahun 1970 → y = 156,76 + 12,65 (-7) = 88,2075, untuk tahun 1981 → y = 156,76 + 12,65 (4) = 207,3014 dan seterusnya.
  • Dari informasi di atas, jika dituangkan ke dalam model grafik akan terlihat seperti di bawah ini:
Model Grafik

Model tersebut hanyalah hasil informasi dari volume penjualan yang diakibatkan oleh pengaruh trend saja. Sementara pengaruh gerak siklis dan/atau gerak ireguler pada pola tersebut tidak diperhitungkan. Volume penjualan gabah yang sebenarnya pada tahun 1970 mampu dijual sebanyak 93,2 ton.

Ini menyatakan bahwa gerak siklis dan/atau gerak ireguler telah menekan hasil penjualan di bawah trend normal jangka panjangnya. Untuk meramalkan hasil penjualan pada tahun-tahun berikutnya, misalkan pada tahun 1975, nilainya tinggal mensubstitusikan harga x = -2.

Dengan demikian, hasilnya adalah: Y1975 = 156,76 + 12,65 (-2) = 131,45. Nah, jumlah ton gabah yang terjual pada tahun 1975 sebanyak 131,45 ton. Jumlah ini merupakan prakiraan berdasarkan adanya pengaruh trend pada tahun 1975 dan bukan hasil penjualan yang sebenarnya pada tahun tersebut.


Pengaruh faktor-faktor lainnya masih harus diperhitungkan untuk mendapatkan prakiraan atau proyeksi yang sebenarnya. Ini berarti bahwa ramalan mengenai gerak siklis dan/atau gerak ireguler atau residu masih perlu dibuat dan hasilnya digabungkan dengan nilai trend di atas.

Untuk mendapatkan proyeksi yang teliti sangat sukar dilakukan. Dalam beberapa keadaan, pimpinan perusahaan mungkin merasa cukup lega jika untuk jangka panjang sudah bisa mendapatkan gambaran berdasarkan pada nilai trend saja (Supangat, 2007).
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.