Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bong Chandra: Dari Nihil Prestasi Hingga Memimpin Enam Perusahaan

Bong Chandra sebagai Sumber Inspirasi Positif untuk Sukses Berbisnis Properti

Kisah para pelaku bisnis properti yang dapat dijadikan contoh atau paling tidak menjadi sumber inspirasi positif bagi kita sangatlah banyak. Tidak perlu jauh-jauh menengok ke luar negeri, di Indonesia sendiri ada banyak orang yang sukses berbisnis properti, sebut saja Bong Chandra dan H. Fauzi Saleh. Namun demikian, tidak ada salahnya juga meniru semangat para pebisnis properti dari luar negeri yang sukses, seperti John Gandel dan Alex Romanenko (Kusuma, 2017).

Tentu saja pencapaian mereka yang gemilang tidak lahir dari usaha yang setengah-setengah atau main-main, melainkan lahir karena adanya totalitas, keyakinan, doa, dan usaha yang sinkron. Jadi, tidak berlebihan jika orang-orang yang sudah "top" seperti mereka dikatakan sebagai raja properti yang saat ini tinggal menikmati hasil dari usaha dan jerih payah mereka. Namun, dari beberapa nama raja properti di atas hanya satu yang akan kita kupas tuntas, yakni Bong Chandra. Penasaran?

Bong Chandra adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir di Jakarta, 25 Oktober 1987. Ia berhasil di sebuah keluarga yang sederhana. Di masa kecilnya, kehidupan keluarga Bong Chandra bisa dikatakan stabil.


Namun, krisis tahun 1998 membuat usaha kue yang sudah lama dikembangkan oleh orang tuanya mengalami bangkrut dan harus gulung tikar. Sejak saat itulah hidup Bong Chandra mulai berubah. Nah, untuk mengetahui lebih jauh bagaimana kisah perjalanan seorang Bong Chandra, simak ulasan lengkapnya di bawah ini:

1. Tidak Berprestasi di Sekolah tetapi Sukses

Secara prestasi, memang tidak ada yang menonjol dari diri Bong Chandra. Bahkan, sejak kecil hingga SMA sekalipun ia tidak pernah mendapatkan piala atau memenangkan perlombaan/kompetisi. Namun, di usianya yang ke-22 tahun, Bong Chandra menjadi orang hebat dan sukses.

Di usianya yang relatif muda tersebut, ia sukses menjadi pebisnis properti yang andal. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilannya dalam membangun proyek perumahan pertamanya seluas 5 hektar dengan nilai investasi Rp180 miliar. Selain sebagai pebisnis properti, ia juga tercatat sebagai seorang penulis best seller sekaligus motivator ulung.


2. Keluarga Mengalami Kebangkrutan

Kebangkrutan orang tuanya menjadi hal yang memilukan bagi Bong Chandra. Bagaimana tidak, ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, ia menyadari bahwa orang tuanya sedang dalam masalah.

Ia melihat sendiri papan atau plang "terjual" terpasang di depan rumahnya, dan tentu saja kondisi tersebut membuat keadaan menjadi tidak nyaman. Ironisnya, situasi menjadi semakin buruk ketika orang tuanya harus utang ribuan dolar demi membayar biaya kuliahnya. Maka, semakin mirislah kondisi saat itu.

Namun, situasi tersebut justru membuat Bong Chandra menjadi pribadi yang lebih kuat. Di usianya yang ke-18 tahun, ia mulai membuka usaha bersama teman-temannya. Dalam rintisan bisnis pertamanya saat itu, ia banyak mendapatkan hinaan dan cemoohan dari orang-orang di sekitarnya. Pada masa itu, ia hanya memiliki sepeda motor yang tidak begitu bagus. Kondisi memprihatikan tersebut tidak lantas membuatnya down, justru ia semakin giat membangun bisnisnya siang dan malam.

Bong Chandra terus bergolak dengan keadaannya kala itu. Berbagai penolakan yang dihadapi membuatnya tumbuh menjadi lebih kuat. "Biarkan saja orang-orang meremehkan dan menolak, tetapi semangat untuk bangkit terus menyala", demikian prinsipnya.


3. Memimpin Enam Perusahaan

Saat ini, Bong Chandra telah sukses dan memimpin sekitar enam perusahaan dengan 250 karyawan, antara lain PT Bong Chandra Sukses Sistem, PT Gratis Cuci Mobil Indonesia, PT Triniti Pioneer Property, dan PT BC Kuliner Indonesia. Selain itu, ia juga berperan sebagai pengembang yang telah selesai membangun proyek bernama Ubud Perumahan Desa yang terletak di Jakarta Selatan, dengan nilai investasi Rp180 miliar di atas tanah seluas 5,1 hektar.

Di samping menjadi pengusaha sukses, ia juga menulis sebuah buku yang menjadi best seller dan terjual hampir 100.000 eksemplar. Hasil penjualan buku tersebut disumbangkan ke Vincent Yayasan Jakarta Pusat.

Penutup

Pelajaran yang bisa diambil dari sosok Bong Chandra adalah membangun suatu prinsip itu sangat penting saat memulai suatu bisnis. Bisa dilihat bagaimana dulunya seorang Bong Chandra diremehkan oleh orang-orang sekitar. Dengan tekad yang kuat, sampai saat ini kita bisa merasakan inspirasi positif tersebut darinya.

Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.