Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dampak Negatif Teknologi bagi Anak-anak dan Remaja

Dampak Negatif Teknologi bagi Anak-anak dan Remaja

Perkembangan zaman yang semakin canggih tidak hanya melahirkan banyak manfaat, tetapi juga mudarat, terutama teknologi yang kini kian marak digunakan oleh lapisan masyarakat. Sejauh ini, teknologi bisa diibaratkan dengan mata uang koin yang memiliki dua sisi, yaitu positif dan negatif.

Sisi positifnya adalah teknologi mampu memudahkan manusia dalam melakukan segala hal. Zaman dulu, manusia harus berburu sendiri untuk mendapatkan makanan. Sedangkan di zaman yang makin digital ini, Anda cukup dengan menyentuh layar smartphone untuk memesan makanan secara online.

Kemudahan fasilitas semacam inilah yang terus dilahirkan oleh teknologi, sehingga semuanya menjadi serba instan. Dengan begitu, asas dromologi pun akan menyelimuti kehidupan masyarakat yang mana kecepatan menjadi “dewa” mereka saat ini.

Pada akhirnya, setiap orang akan menjadi semakin terburu-buru. Anehnya, ketergesa-gesaan justru merupakan kenormalan baru di era ini. Manusia yang bergerak lamban akan tersingkir dan dicap kuno oleh sejawatnya.

Nah, itu tadi adalah sisi positif dari teknologi. Namun, tahukah Anda bahwa teknologi juga memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia? Berikut ini akan dijelaskan mengenai dampak negatif teknologi bagi anak-anak dan remaja yang perlu Anda ketahui:


1. Kecanduan Permainan Online

Kehadiran teknologi memang memudahkan manusia dalam banyak hal, seperti memesan makanan dan memasarkan produk secara online. Namun, dampak negatif juga timbul dari kemajuan teknologi tersebut, yaitu kecanduan.

Manusia selalu ingin melakukan berbagai hal dengan mudah dan nyaman. Nah, inilah yang menjadi produk utama teknologi. Lambat laun, rasa candu akan membuat teknologi menjelma menjadi kebutuhan primer tambahan.

Anak-anak dan remaja menjadi objek yang rentan terserang candu teknologi. Kemampuan berpikir rasional dan kedewasaan yang belum matang mengakibatkan mereka kurang mampu mengontrol diri, sehingga dunia sosial pun terlupakan.

Ketika berada di suatu lingkup sosial, gadget seakan-akan sulit untuk dipisahkan dari tangan mereka saat sedang berinteraksi tatap muka. Namun, itu masih mending jika dibandingkan dengan Jepang. Di sana terdapat fenomena yang bernama “hikikomori”.

Hikikomori adalah suatu kondisi yang mana seseorang menarik diri dari lingkungan sosial karena lebih senang berada di dalam rumah dan mengurung diri di kamar. Penyebabnya adalah gandrungnya remaja Jepang terhadap gadget dan permainan online.


2. Majunya Industri Pornografi

Dampak buruk selanjutnya adalah pornografi. Internet menjadi ironi dari majunya industri pornografi. Bahkan, salah satu founder situs pornografi memberikan akses gratis. Mereka hanya memungut biaya dari iklan saja untuk menghidupi situs tersebut.

Hal ini menandakan tingginya antusias global akan pornografi. Sayangnya, internet yang seharusnya menjadi penolong untuk mendapatkan kemudahan ilmu pengetahuan, justru menjadi supplier tontonan yang sangat menjijikkan.

Meskipun pemerintah sudah memblokir beberapa situs tersebut, tetapi alternatif lainnya selalu saja tersedia, seperti penggunaan VPN dan pengalihan alamat situs. Sebenarnya, ini luar biasa berbahaya bagi mereka yang sedang dalam masa pubertas.

Sejauh ini, video porno yang melibatkan remaja sudah mulai kerap terdengar, belum lagi soal remaja yang terjaring berbuat mesum di warnet. Apa yang terjadi belakangan ini memang sungguh merisaukan. Ini tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bahaya pornografi tengah menghantui remaja Indonesia.

Oleh karena itu, peran orangtua dalam mengawasi perilaku anaknya sangatlah penting. Jadi, setiap orangtua wajib menjaga kedekatan hubungan dengan anaknya supaya mereka lebih terbuka jika mengalami hal-hal yang kurang mengenakkan di lingkungan sosialnya.


3. Penurunan Prestasi Akademik

Penurunan prestasi akademik merupakan buah hasil dampak negatif teknologi sebelumnya. Setelah menderita kecanduan permainan online dan video pornografi, mereka akan menjadi semakin malas belajar karena lebih suka menghabiskan waktunya di dunia maya.

Kondisi yang semacam ini sungguh disayangkan sekali. Sebab, di usia-usia emas seperti ini mestinya mereka sedang mengukir banyak prestasi, bukannya malah kosong sama sekali. Itu semua dikarenakan otak mereka sudah tumpul akbiat hal-hal nirguna.

Demikianlah pembahasan tentang dampak negatif teknologi bagi anak-anak dan remaja. Untuk mengatasi dampak negatif ini, orangtua harus mengarahkan anak-anaknya ke lingkungan yang membangun peradaban bangsa.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.