Runtuhnya Dasar-dasar Ekonomi dan Sistem Sosial Kapitalis
Sebelumnya, neo-klasik memiliki pandangan terkait pembangunan yang bersifat gradual dan kontinyu. Alasannya adalah investasi masih dapat diperhitungkan. Dengan begitu, neo-klasik menekankan penggunaan tabungan untuk investasi.
Namun, pandangan yang diutarakan oleh neo-klasik tidak sejalan dengan pemikiran Schumpeter. Beliau berpendapat bahwa perkembangan selanjutnya tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidakpastian dan risiko yang besar sehingga tidak dapat diestimasi.
Menurutnya, ini menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam mengembangkan usaha ke tahap yang lebih lanjut. Misalnya, seseorang telah terlanjur membeli mesin-mesin untuk perluasan produksi, tapi kemudian ditemukan mesin yang lebih baik dan lebih murah.
Menurutnya, ini menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam mengembangkan usaha ke tahap yang lebih lanjut. Misalnya, seseorang telah terlanjur membeli mesin-mesin untuk perluasan produksi, tapi kemudian ditemukan mesin yang lebih baik dan lebih murah.
Sebenarnya, tujuan teori ini bukan hanya sekadar membantah teori neo-klasik, melainkan lebih berorientasi pada wiraswasta (entrepreneur). Menurut Schumpeter, mereka adalah orang-orang yang mengambil inisiatif untuk mengembangkan produksi nasional.
Tidak hanya sampai di situ, Schumpeter juga tidak luput dari rasa kekhawatirannya terhadap perkembangan ekonomi lebih lanjut dalam masyarakat kapitalis. Dalam masyarakat kapitalis, uang memegang peranan penting, sehingga semua tindakan hanya berdasarkan pada untung dan rugi saja.
Oleh karena itu, manusianya akan bersifat individualis, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sosialnya. Berdasarkan hal tersebut, Schumpeter mengatakan bahwa dasar-dasar ekonomi dan sistem sosial kapitalis akan runtuh karena tiga hal berikut:
1. Usangnya Fungsi Wiraswasta
Pada dasarnya, kegiatan wiraswasta adalah mengubah bentuk-bentuk perekonomian atau pola perekonomian dan menciptakan sesuatu yang baru. Jadi, kombinasi baru ini hanya dilaksanakan oleh para wiraswasta (Irawan, 2002).
Mereka merupakan inovator yang melakukan kombinasi baru faktor produksi. Menurut Schumpeter, inovasi yaitu mengenalkan barang-barang baru, mengenalkan suatu metode produksi baru, pembukaan pasar baru bagi perusahaan, dan penemuan sumber-sumber ekonomi baru.
Jadi, inovasi adalah perubahan dalam fungsi produksi yang akan membawa kenaikan hasil produksi. Sedangkan wiraswasta menunjukkan sifat yang dinamis dan tidak tetap. Tentu saja, segala hal pasti ada hambatannya yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan.
Sekarang, kemajuan teknologi dilakukan oleh para ahli dalam industri besar, sehingga inovasi tidak lagi dilakukan oleh orang tertentu melainkan pekerjaan rutin yang dipimpin oleh perusahaan besar. Sementara wiraswasta yang merupakan pemimpin individual tidak lagi menonjolkan peranannya.
Oleh sebab itu, fungsi wiraswasta sudah usang. Dengan tidak adanya lagi peran bagi para wiraswasta dalam perekononian, mereka yang hidupnya tergantung pada kegiatan kewiraswastaan (entrepreneurial activity) akan kehilangan spesialisasinya (Suparmoko, 2002).
Mereka yang dulunya mendapatkan laba sekarang menjadi buruh upahan. Borjuis-borjuis yang dulunya membiayai inovasi tidak dapat lagi membiayai karena sudah bergabung dengan perusahaan-perusahaan besar dan kini mereka hanya mendapat upah saja.
2. Runtuhnya Rangka Kehidupan Masyarakat Kapitalis
Kecenderungan pada konsentrasi perusahaan-perusahaan besar menyebabkan lenyapnya pondasi penting kapitalisme, yaitu hak milik perseorangan dan kebebasan untuk mengadakan kontrak. Menurut Schumpeter, perusahaan-perusahaan ini akan mendorong perkembangan ekonomi yang lebih cepat.
Kecenderungan pada konsentrasi perusahaan-perusahaan besar menyebabkan lenyapnya pondasi penting kapitalisme, yaitu hak milik perseorangan dan kebebasan untuk mengadakan kontrak. Menurut Schumpeter, perusahaan-perusahaan ini akan mendorong perkembangan ekonomi yang lebih cepat.
Namun, dampak dari pertumbuhan yang terlalu cepat akan membuat konsep private property dan free individual contract lemah. Kedua hal ini merupakan dasar yang penting bagi kehidupan kapitalisme. Jadi, kapitalisme nantinya akan runtuh karena dasar kapitalisme ini sudah mulai melemah.
3. Runtuhnya Golongan Politikus
Pada mulanya, raja-raja feodal membantu tumbuhnya industri dan perdagangan secara politis dengan memberi peraturan-peraturan yang menguntungkan mereka. Dengan begitu, industri dan perdagangan secara ekonomis membantu para raja tersebut.
Pada mulanya, raja-raja feodal membantu tumbuhnya industri dan perdagangan secara politis dengan memberi peraturan-peraturan yang menguntungkan mereka. Dengan begitu, industri dan perdagangan secara ekonomis membantu para raja tersebut.
Dalam kapitalisme yang sudah maju, kaum industrialis dan pedagang meruntuhkan kekuatan feodal. Mereka secara ekonomis lebih kuat sehingga memasuki bidang pemerintahan atau politik agar kekuatan atau kejayaannya terjamin.
Menurut Schumpeter, mereka ini sebenarnya tidak mampu mengatur atau memerintah lantaran tidak ahli di bidang pemerintahan. Untuk meruntuhkan sistem kapitalis, tindakan yang diperlukan adalah mengkritik keadaan sosial.
Nah, sikap ini harus dipimpin oleh golongan intelektual yang berpaham antikapitalis. Sebab, kaum intelek dalam sistem kapitalis diberikan kebebasan untuk berpendapat. Demikianlah pembahasan tentang runtuhnya dasar-dasar ekonomi dan sistem sosial kapitalis.