Perkembangan Ekonomi Menurut Aliran Neo-Klasik
1. Akumulasi Kapital
Menurut neo-klasik, tingkat bunga dan pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada tingkat tertentu, bunga bisa menentukan tingginya tingkat investasi. Selain pentingnya investasi, kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor pendorong kenaikan pendapatan nasional.
Kemajuan teknologi adalah penemuan-penemuan baru yang dapat mengurangi penggunaan tenaga buruh atau relatif lebih bersifat penghematan buruh daripada penghematan kapital (Irawan, 2002).
2. Perkembangan yang Gradual
Dengan terciptanya labor saving tentu akan meningkatkan produktivitas. Meningkatnya jumlah kuantitas yang diiringi dengan kualitas produk itu sendiri jelas akan tercipta yang namanya perkembangan ekonomi.
Mengenai hal ini, Alfred Marshall (tokoh neo-klasik) menganggap bahwa perekonomian sebagai suatu kehidupan organik yang tumbuh secara perlahan-lahan sebagai proses yang gradual. Baik itu investasi maupun penggunaan teknik-teknik baru merupakan proses yang gradual dan terus-menerus.
3. Perkembangan yang Harmonis dan Kumulatif
Setelah menjalani tahap gradual, perkembangan yang selanjutnya adalah perkembangan yang harmonis dan kumulatif. Maksud dari perkembangan yang harmonis dan kumulatif meliputi berbagai faktor, di mana faktor-faktor ini tumbuh secara bersama-sama (Suparmoko, 2002).
Marshall menggambarkan bahwa harmonisnya perkembangan karena adanya internal economies dan external economies. Internal economies timbul lantaran adanya kenaikan skala produksi yang tergantung pada sumber-sumber dan efesiensi dari pengusaha itu sendiri.
Sedangkan external economies tergantung pada perkembangan industri yang pada umumnya menyediakan kebutuhan-kebutuhan antarindustri. Adapun kumulatifnya perkembangan ekonomi, Allen Young mengatakan perkembangan industri tergantung baiknya pembagian kerja antarburuh.
Pembagian kerja berhubungan erat pada luasnya pasar. Begitu pula sebaliknya, luasnya pasar bergantung pada pembagian kerja dan seterusnya bersifat kumulatif. Jadi, perkembangan memerlukan keahlian sebagaimana kemajuan pengetahuan merupakan sebab dari perkembangan industri.
4. Optimis terhadap Perkembangan Ekonomi
Menurut kaum klasik, pertumbuhan ekonomi akan macet karena terbatasnya sumber daya alam. Di sisi lain, kaum neo-klasik berpendapat bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi keterbatasan pertumbuhan tersebut.
Selain itu, neo-klasik juga beranggapan bahwa kemajuan pengetahuan teknik secara gradual dan kontinyu akan selalu terjadi. Bagi neo-klasik, hal yang terpenting untuk pertumbuhan ekonomi adalah keinginan untuk menabung.
5. Aspek Internasional
Kaum neo-klasik sangat memperhatikan aspek internasional sebagai wadah terciptanya pasar yang luas. Dengan adanya pasar yang luas, produksi dapat dilaksanakan secara besar-besaran, spesialisasi dapat lebih mendalam dan produktivitas naik, serta penghasilan pun meningkat.
Demikianlah pembahasan tentang perkembangan ekonomi menurut aliran neo-klasik. Untuk lebih lanjut, Anda bisa simak ulasan berikut mengenai lima jenis tingkat perkembangan ekonomi menurut aliran neo-klasik, yaitu:
- Mula-mula negara meminjam kapital atau impor kapital. Negara itu merupakan negara peminjam yang masih muda dan disebut sebagai debitur yang belum mapan (immatured-debtor).
- Kemudian, setelah negara peminjam tersebut memperoleh penghasilan dari kapital, negera membayar dividen dan bunga atas pinjamannya.
- Setelah penghasilan nasional meningkat, sebagian dari penghasilan digunakan untuk melunasi utang dan sebagian lagi dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan. Namun, kondisi dividen dan bunganya masih lebih besar daripada yang diterima dari negara lain. Meskipun begitu, negara tersebut telah mencapai tingkat debitur yang sudah mapan (matured-debtor).
- Kemudian, negara sudah mulai menerima dividen dan bunga yang lebih besar daripada yang dibayar (surplus). Sekarang, negara tersebut telah berada di tingkat kreditur yang belum mapan (immatured creditor).
- Pada akhirnya, negara tersebut hanya melulu menerima dividen dan bunga dari negara lain. Oleh karena itu, tingkatan ini dinamakan dengan tingkat kreditur yang sudah mapan (matured creditor).