Pemaksimuman Keuntungan: Contoh Angka
Situsekonomi.com - Sejauh ini, kita telah mengumpulkan informasi yang cukup untuk menerangkan tentang prinsip penentuan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan dalam perusahaan monopoli. Hal itu akan diuraikan dengan menggunakan contoh angka. Contoh angka yang dimaksud dikemukakan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2.
Pendekatan Hasil Penjualan Total dan Biaya Total
Tabel 1.1 Hasil Penjualan, Biaya Produksi dan Keuntungan (Rp ribu)
Pendekatan ini akan diterangkan dengan Tabel 1.1 yang membandingkan data hasil penjualan total dengan biaya total. Melalui perbandingan tersebut dapatlah ditentukan keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami pada berbagai tingkat produksi (Sukirno, 1994: 272).
Data jumlah produksi, harga dan hasil penjualan total yang tertera pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa semakin besar jumlah produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang (perhatikan kolom 2). Lalu, bagaimana implikasi dari keadaan tersebut atas hasil penjualan total (perhatikan kolom 3)? Nilai dari hasil penjualan total ini diperoleh berdasarkan hitungan: Jumlah produksi × Harga. Dengan bahasa yang lebih sederhana, perolehan tersebut munculnya dari hasil pengkalian antara angka kolom (1) dengan angka kolom (2).
Di sini terdapat tambahan kolom, di mana pada kolom (4) ditunjukkan data biaya total. Pemisalan yang tertulis pada data di atas sejatinya berdasarkan hipotesis berikut ini:
- Biaya total adalah Rp 4.000. Menurut pemisalan ini, maka apabila perusahaan tidak beroperasi, yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total adalah Rp 4.000.
- Sampai di sini, produksi 4 unit dari hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku. Berarti biaya marjinal semakin rendah apabila produksi ditambah. Keadaan ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Data pada Tabel 1.1 dengan jelas menunjukkan keadaan tersebut apabila produksi dinaikkan dari 0 ke-1, dari 1 ke-2, dari 2 ke-3 dan dari 3 ke-4.
- Sesudah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang sudah berlaku. Sebagai akibatnya, biaya marjinal meningkat dan ini dapat pula dilihat dari pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi.
Dengan adanya data mengenai hasil penjualan total dan biaya total seperti yang diterangkan di atas, sekarang dapat ditentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan. Perhatikan data pada kolom (5).
Data tersebut dihitung dengan formula berikut: Keuntungan = Hasil penjualan total - Biaya total. Secara tidak langsung, data pada kolom (5) mengindikasikan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3 atau 4 unit dengan jumlah keuntungan sebesar Rp 8.000. Dengan menggunakan analisis yang bersifat umum seperti ini, maka dapat kita simpulkan bahwa perusahaan monopoli akan selalu memproduksi barangnya sebanyak 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan (Sukirno, 1994: 273).
Pendekatan Hasil Penjualan Marjinal dan Biaya Marjinal
Tabel 1.2 Menentukan Keuntungan dengan Pendekatan MC=MR (Rp ribu)
Untuk menerangkan pendekatan ini, terlebih dahulu perlu dihitung hasil penjualan marjinal dan biaya marjinal. Data tersebut telah dikemukakan pada Tabel 1.2. Data hasil penjualan marjinal yang ditunjukkan pada kolom (2) diperoleh dari persamaan TRn - TRn - 1. Sebagai contoh, TR1 (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1) sebesar Rp 18.000, sedangkan TR2 berjumlah Rp 32.000. Jumlah tersebut dapat Anda amati pada Tabel 1.1 kolom (3).
Maka, MR yang diakibatkan oleh kenaikan produksi dari 1 menjadi 2 unit adalah Rp 32.000 - Rp 18.000 = Rp 14.000. Hasil ini, Anda tempatkan pada kolom (2) Tabel 1.2, selanjutnya demikian terus proses penghitungannya.
Kemudian, data yang terdapat pada kolom (3) dihitung dengan formula berikut: MC = TC2 - TC1. Mengenai hal ini, Anda dapat mengambilnya dari Tabel 1.1 kolom (4). Berdasarkan pada data kolom (2), (3) dan (4) dapat ditunjukkan tambahan keuntungan pada setiap tingkat produksi.
Apabila perusahaan tidak memproduksikan barang, biaya yang ditanggung perusahaan adalah Rp 4.000 dan ini meliputi biaya tetap yang mempengaruhi keuntungan. Oleh sebab itu, data yang tertera pada kolom (3) dihitung sebagai "biaya marjinal" (Sukirno, 1994: 274).
Berikutnya, berdasarkan data pada kolom (4) dan (5) ditentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat produksi. Data pada kolom (3) jelas memperlihatkan bahwa keuntungan maksimum akan tercapai bila jumlah yang diproduksi sebanyak 3 atau 4 unit.
BACA JUGA:
BACA JUGA:
Namun, menurut analisis ini, perusahaan yang bersangkutan harus memproduksikan barangnya sebanyak 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan. Alasannya, karena MC = MR berada pada tingkat produksi tersebut dengan biaya marjinal senilai Rp 6.000.