Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Taktik Menjadi Seorang Pebisnis

Situs Ekonomi - Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh seorang wirausahawan untuk menjadi seorang pemilik bisnis. Cara-cara ini meliputi memulai sebuah bisnis baru dari awal, membeli sebuah bisnis yang sudah ada, atau memulai waralaba (Daft, 2006: 270).

Memulai Sebuah Bisnis Baru

Satu dari cara yang paling umum untuk menjadi seorang wirausahawan adalah memulai sebuah bisnis baru dari awal. Hal ini menarik karena wirausahawan melihat suatu kebutuhan akan produk atau jasa yang belum terpenuhi. Kemudian, wirausahawan mengemas kebutuhan tersebut untuk dijadikan sebuah ide bisnis guna mewujudkan mimpi menjadi kenyataan.

Jennifer dan Brian Maxwell -- keduanya adalah para pelari jarak jauh -- mendirikan PowerBar Inc. untuk memberikan para atlet sebuah makanan kecil (snack bar) yang dapat memberi energi instan, tetapi mudah dicerna. Jennifer (yang mempelajari ilmu pengetahuan nutrisi dan makanan di University of California) mendapatkan ide tersebut setelah Brian mengatakan padanya bahwa ia kalah dalam Marathon di London karena mengalami kram perut (Maxwell, 1999).

Daft (2006: 271) menanggapi hal ini dengan mengatakan, "Keuntungan memulai sebuah bisnis baru adalah kita memliki kemampuan untuk mengembangkan dan mendesain bisnis tersebut menurut cara kita sendiri." Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa wirausahawan menjadi pemegang tanggung jawab tunggal terhadap keberhasilannya.

Adapun kelemahan potensialnya adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk membawa bisnis tersebut lepas landas dan membuatnya mendatangkan keuntungan. Peperangan yang sulit ini disebabkan kurangnya para pelanggan yang telah terbentuk dan banyaknya kesalahan yang dibuat oleh seseorang yang baru dalam menjalani bisnis.

Selain itu, terkadang kita tidak peduli seberapa banyak perencanaan yang dilakukan. Bagaimanapun juga, apabila kita tetap bersikeras untuk memulai, maka kita akan dihadapi dengan beragam risiko. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bagi seorang wirausahawan bahwa ide baru akan dapat berjalan dengan baik.

Membeli Sebuah Bisnis yang Sudah Ada

Karena lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memulai dan kesalahan-kesalahan yang tidak terhindarkan, beberapa wirausahawan lebih menyukai mengurangi risiko dengan membeli sebuah bisnis yang sudah ada. Hal ini menawarkan keuntungan karena adanya waktu yang lebih singkat untuk memulai dan sebuah jejak reputasi yang telah ada (Daft, 2006: 272).

Wirausahawan bisa mendapatkan harga murah jika pemiliknya ingin pensiun atau mempunyai beberapa pertimbangan keluarga. Selain itu, sebuah bisnis baru dapat membuat seorang wirausahawan kesulitan dengan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan dan prosedur-prosedur yang harus ditetapkan.

Sebuah bisnis yang sudah ada mempunyai sistem-sistem arsip, sebuah sistem pajak gaji, dan prosedur-prosedur operasional lainnya. Kelemahan potensialnya adalah keharusan membayar untuk reputasi baik yang dianggap ada oleh pemiliknya dan kemungkinan adanya kebencian terhadap bisnis tersebut.

Di samping itu, perusahaan tersebut mungkin mempunyai kebiasaan atau prosedur-prosedur buruk atau teknologi yang sudah ketinggalan zaman. Ini merupakan salah satu alasan mengapa bisnis tersebut dijual.

Membeli Sebuah Waralaba

Pewaralabaan mungkin saja jalan menuju kewirausahaan yang paling cepat untuk tumbuh. Asosiasi Waralaba Internasional (International Franchise Association) melaporkan bahwa ada sekitar 1.500 waralaba menjalankan bisnis melalui 320.000 toko waralaba di Amerika Serikat (AS).

Waralaba-waralaba diperkirakan membentuk sepertiga dari penjualan ritel tahunan negara. Menurut beberapa perkiraan, 1 dari 12 bisnis di AS adalah waralaba, dan ada satu waralaba dibuka setiap 8 menit dalam setiap hari kerja (Garrett, 1995).

Pewaralabaan (franchising) adalah sebuah pengaturan di mana pemilik dari sebuah produk atau jasa mengizinkan orang lain membeli hak untuk mendistribuskikan produk atau jasa tersebut dengan bantuan dari pemiliknya. Terwaralaba menginvestasikan uangnya dan memiliki bisnis tersebut, tetapi tidak harus mengembangkan sebuah produk, menciptakan perusahaan baru, atau mengadakan pengujian pasar.

Terwaralaba biasanya membayar sejumlah biaya tetap ditambah persentase dari penjualan kotor. Ada waralaba-waralaba untuk klinik penurunan berat badan, pelayanan penjagaan binatang peliharaan, fotografi olahraga, toko roti, pelayanan kebersihan, bengkel reparasi otomotif, kantor real estat, dan banyak lagi jenis bisnis lainnya.

10 Besar Waralaba Indonesia
Sumber: https://goukm.id/10-waralaba-yang-mendunia/

Gambar di atas menyebutkan 10 besar waralaba di Indonesia pada tahun 2017. Urutan tersebut disusun berdasarkan kekuatan finansial dan stabilitas, tingkat pertumbuhan, dan ukuran dari sistem waralaba.

Gambar tersebut juga memperlihatkan kepada kita mengenai biaya yang harus dibayar di muka yang ditetapkan oleh setiap waralaba. Biaya-biaya tersebut biasanya berkisar antara Rp 75 juta hingga Rp 1 miliar.

Sebuah studi yang dilakukan oleh seorang profesor ekonomi menemukan bahwa suatu waralaba biasanya memerlukan biaya pendirian sebesar $94.886 atau sekitar Rp1,3 miliar. Untuk sebuah perusahaan seperti McDonald's, biayanya jauh lebih tinggi, kurang lebih $400.000 sampai $500.000 atau Rp5 miliar - Rp7 miliar, tergantung pada lokasi restorannya (Daft, 2006: 273).

Meskipun demikian, keunggulan yang sangat kuat dari sebuah waralaba adalah bantuan manajemen disediakan oleh pemilik. Sebagai contoh, Burger King tidak ingin ada sebuah waralaba yang gagal dan akan menyediakan studi yang dibutuhkan untuk menemukan sebuah lokasi yang bagus.

Pewaralaba juga menyediakan sebuah nama terkenal dan periklanan nasional untuk merangsang permintaan dari produk dan jasa. Sedangkan kelemahan potensialnya adalah kurangnya kendali yang terjadi ketika pewaralaba menginginkan setiap bisnisnya dikelola dengan cara yang persis sama.

Dalam beberapa kasus, pewaralaba mengharuskan terwaralaba menggunakan kontraktor atau pemasok-pemasok tertentu yang mungkin lebih mahal dibanding lainnya. Selain itu, waralaba bisa jadi sangat mahal, dan tingginya biaya pendirian diikuti dengan pembayaran bulanan kepada pewaralaba dapat mencapai 2 sampai 15 persen dari penjualan.

Para wirausahawan yang mempertimbangkan untuk membeli sebuah waralaba harus melakukan penyelidikan terhadap perusahaan secara menyeluruh. Calon terwaralaba secara hukum berhak mendapat sebuah salinan pernyataan-pernyataan pengungkapan (disclosure statements) dari pewaralaba, seperti sejarah perkara hukum dan kebangkrutan, identitas-identitas dari para direktur dan pejabat eksekutif, dan informasi finansial.

Wirausahawan juga harus sebanyak mungkin berbicara dengan pemilik waralaba karena mereka adalah sumber-sumber informasi terbaik mengenai hal sebenarnya perusahaan tersebut. Wild Birds Unlimited pada situs Webnya (http://www.wbu.com) mencantumkan 26 pertanyaan yang direkomendasikan para pelamar terwaralaba untuk ditanyakan kepada terwaralaba yang ada.

BACA JUGA:

Dewasa ini, internet telah menjadi alat pemasaran yang sangat hebat untuk pewaralabaan, tetapi para wirausahawan harus sadar bahwa terdapat beberapa aturan mengenai hal yang harus diungkapkan oleh perusahaan melalui Web. Tidak semua perusahaan seterbuka dan sejujur Wild Birds Unlimited tentang penyelidikan terhadap potensi kegagalan waralaba.

Contoh Pertanyaan-pertanyaan untuk Memilih Sebuah Waralaba
Sumber: Berdasarkan pada Thomas Love, "The Perfect Franchise," Nation's Business (April 1998), 59-65; dan Roberta Maynard, "Choosing a Franchise," Nation's Business (Oktober 1996), 56-63.

Gambar di atas mencantumkan beberapa pertanyaan spesifik yang harus ditanyakan oleh wirausahawan mengenai diri mereka sendiri dan perusahaan ketika mempertimbangkan untuk membeli sebuah waralaba. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka kita dapat meningkatkan kesempatan untuk memperoleh karier yang berhasil sebagai terwaralaba.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.