Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

4 Mitos Tentang Keuangan yang Beredar di Masyarakat

4 Mitos Tentang Keuangan yang Beredar di Masyarakat

Situsekonomi.com - Sudah sejauh mana Anda mengetahui tentang fundamental keuangan? Pastinya sebagian orang sudah mengetahui hingga mengenal apa itu instrumen keuangan. Namun, ternyata di masyarakat sendiri ada banyak hal yang beredar yang berbau mitos tentang keuangan itu sendiri. Nah, apa-apa saja mitos tersebut? Langsung saja berikut ulasan selengkapnya:

1. Menyewa Sama Saja dengan Membuang Uang

Nah, mitos mengenai keuangan ini memang sering terbesit dalam pikiran orang-orang. Perlu disadari bahwasanya menyewa dan membeli adalah suatu keputusan terhadap kebutuhan untuk menjalani hidup ini. Sama halnya ketika Anda membeli makanan atau minuman yang pada akhirnya akan dibuang juga ke toilet. Apakah hal ini sama saja dengan konsep membuang-buang uang? Pastinya tidak.

Hal inilah yang dinamakan dengan kebutuhan untuk bertahan hidup. Sudah pasti, keputusan untuk menyewa rumah akan disesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi. Yang terpenting adalah dapat memiliki tempat tinggal yang digunakan untuk berlindung.

Baca Juga: Tips Mempertahankan Energi Positif Saat di Rumah

2. Perkecil Utang Kartu Kredit Setiap Bulan agar Skor Kredit Menjadi Lebih Bagus

Tahukah Anda bahwa pernyataan di atas merupakan mitos. Mengapa demikian? Sebenarnya yang lebih baik adalah tidak pernah berhutang terhadap apa pun. Memang, kartu kredit ini penting di masa mendatang, seperti mengajukan pinjaman atau bayar cicilan rumah. Setiap orang bahkan dianjurkan memiliki kartu kredit serta sering menggunakannya untuk berbagai kebutuhan yang berbentuk tagihan bulanan atau cicilan.

Justru, semakin sering Anda menggunakan kartu kredit dalam membayar berbagai tagihan, tentunya skor kredit Anda akan semakin bagus. Syaratnya adalah Anda dapat melunasi seluruh tagihan secara rutin, yaitu tidak pernah menunggak. Selain itu, semakin tinggi skor kredit Anda, tentunya akan semakin mudah untuk memperoleh persetujuan pengajuan pinjaman Anda di masa depan.

3. Menikahlah Maka Anda Akan Kaya

Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana pernikahan akan membuat sepasang manusia menjadi kaya? Terlebih lagi jika yang bekerja hanya salah satunya saja. Bagaimana menikah dapat menjadikan sepasang suami istri menjadi kaya atau berkecukupan? Jika dahulu ketika masih single Anda menggunakan uang untuk yang bersifat hura-hura, tetapi setelah menikah kebutuhan berubah dan bertambah, sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka pastinya Anda harus berubah menjadi manusia bertanggung jawab, yaitu dengan bekerja lebih giat lagi.

Baca Juga: 6 Kesalahan dalam Mengatur Keuangan bagi Pengantin Baru

Pada dasarnya, kaya dapat diwujudkan dengan adanya pembagian partnership rumah tangga serta melakukan budgeting untuk keperluan keuangan, tidak hanya saat ini saja, namun juga esok dan nanti. Pembagian peran, yang mana suami sebagai direktur, istri sebagai manajer merupakan kolaborasi yang pas. Dengan begitu, uang bisa teratur dan tepat guna.

Dengan berinvestasi jangka panjang, maka kaya akan menanti asalkan selalu disiplin. Yang paling penting adalah memenuhi kebutuhan keuangan keluarga Anda dan mengatur keinginan dengan baik supaya tidak terjadi pengeluaran lebih besar dari pendapatan.

4. Saya Terlalu Muda, Sehingga Tidak Memiliki Cukup Uang yang Digunakan untuk Menabung Demi Pensiun

Bisa dikatakan bahwa pernyataan di atas hanya untuk orang yang memang tidak percaya diri serta tidak ada keinginan bahagia di masa pensiun. Sebenarnya, siapa saja bisa menabung. Yang paling penting adalah adanya keinginan yang kuat di dalam hati dalam menyisihkan sebagian pendapatan yang diperolehnya ke tabungan pensiun.

Nah, berapa rupiah pun yang Anda miliki, namun tidak memiliki komitmen, tentunya tabungan pensiun ini tidak akan terkumpul. Untuk itu, kumpulkan tekad Anda demi masa pensiun yang lebih nyaman dan bahagia.

Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.