Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Personal Branding

Situsekonomi.com - Setiap manusia yang dilahirkan akan dibentuk karakternya mulai sejak kecil. Berbagai faktor memengaruhi pembentukan karakter seseorang. Faktor tersebut meliputi lingkungan, keluarga, pendidikan, dan pergaulan sosial. Keadaan ini akan membentuk reputasi yang melekat pada manusia. Reputasi yang melekat tersebut dinamakan "personal branding". Biasa disebut pula dengan nama "merek diri" (Raharjo, 2020: 2).

Merek merupakan sebuah hubungan. Ia bukan sekadar pernyataan. Ia bukan persoalan citra yang terencana, kemasan berwarna-warni, slogan yang tajam, atau menambahkan polesan untuk menyembunyikan keadaan di dalamnya. Sesungguhnya ia merupakan bentuk hubungan yang khusus, yakni hubungan yang melibatkan sejenis kepercayaan yang hanya terjadi apabila dua orang saling meyakini terdapat hubungan langsung antara sistem-sistem dan nilai-nilai mereka.

Serupa dengan hal itu, berbicara mengenai konsep pemerekan pribadi pasti sering dikaitkan dengan dunia bisnis. Seperti halnya perkataan nilai-nilai kehidupan, kata merek sering kali disalahgunakan dan kehilangan makna yang sesungguhnya. Sebab, ada pencampuran istilah seperti logo, penawaran, hingga produk pemasaran.

Berbicara tentang merek, kita dapat mengupasnya berdasarkan dua hal, yakni merek berkaitan dengan bisnis dan merek berkaitan dengan pribadi. Konteks merek bisnis dan merek diri tentu menjadi dua hal yang sangat berbeda. Dalam konteks merek diri, hal ini akan mampu memperlihatkan bagaimana memberikan pengaruh yang mendalam terhadap kehidupan pribadi hingga pada karier.

Definis merek bisa dikaji dalam konteks bisnis. Kemudian, seiring berkembangnya waktu muncul tren merek dalam konteks pengembangan diri/merek diri. Konsep tentang merek dalam konteks bisnis didefinisikan sebagai berikut, "Merek merupakan persepsi atau emosi yang dipertahankan dan dipelihara oleh para pembeli atau calon pembeli yang melukiskan pengalaman yang berhubungan dengan persoalan menjalankan bisnis-bisnis bersama organisasi atau memakai produk atau jasa-jasanya."

Personal branding didasarkan pada nilai-nilai kehidupan Anda dan memiliki relevansi tinggi terhadap siapa sesungguhnya diri Anda. Personal branding merupakan merek "diri Anda" di benak semua orang yang Anda kenal.

Dengan demikian, ini akan membuat semua orang memandang Anda secara berbeda dan unik. Orang mungkin akan lupa dengan wajah Anda, namun "merek diri" Anda akan selalu diingat oleh mereka. Tentu saja konsistensi merupakan prasyarat utama dari personal branding yang kuat. Hal-hal yang tidak konsisten akan melemahkan personal branding Anda, di mana pada akhirnya akan menghilangkan kepercayaan serta ingatan orang lain terhadap diri Anda (McNally & Speak, 2002: 13).

BACA JUGA:

Personal branding adalah bagaimana Anda mengambil kendali atas penilaian orang lain terhadap Anda sebelum ada pertemuan langsung dengan Anda (Montoya & Vandehey, 2008). Menurut Sandy Wahyudi, dosen Universitas Ciputra Entrepreneur, ada beberapa alasan mengapa sangat penting untuk seorang profesional memiliki personal branding, yaitu:

  1. dunia bisnis akan menjadi semakin kompetitif dan dampak globalisasi semakin terasa, semua orang berlomba untuk mendapatkan pelanggan yang sama;
  2. hubungan baik dengan pelanggan yang akan menentukan penjualan, bukan lagi kualitas atau harga produk yang kita jual;
  3. personal branding akan menjadi titik awal (tipping point) yang ada dalam pikiran pelanggan saat mengevaluasi produk atau jasa yang kita jual;
  4. personal branding akan mengarahkan strategi bisnis dan memberi nilai tambah bagi diri sendiri;
  5. dapat membantu kita untuk tetap fokus pada penciptaan nilai diri sendiri dan produk yang kita jual; dan
  6. personal branding dapat memimpin kita pada kenyamanan pribadi dan kepuasan kerja.
Tiga Dimensi Utama Pembentukan Personal Branding

Penutup

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa personal branding merupakan suatu proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki oleh seseorang. Berbagai aspek tersebut meliputi kepribadian, kemampuan, nilai-nilai, dan bagaimana stimulus-stimulus ini menimbulkan persepsi positif dari masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat pemasaran.

Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.