Dampak Invasi Rusia ke Ukraina terhadap Kenaikan Harga Emas
Keputusan Rusia menginvasi Ukraina telah mengejutkan dunia internasional. Tentu saja invasi ini berpengaruh pada sejumlah sektor, di antaranya harga emas yang kian melambung. Sejak invasi dimulai pada tanggal 24 Februari 2022, harga emas terus saja meroket.
Upaya perdamaian bukannya tidak ditempuh. Gencatan senjata sempat diupayakan sembilan hari kemudian. Namun, kesepakatan perdamaian itu gagal tercapai, sehingga harga emas terus mengalami kenaikan hingga pada puncaknya tanggal 7 Maret 2022 berada di level US$2.005,2 per troy ounce.
Namun, angka tersebut terkoreksi ke level kisaran US$1.900 per ounce. Nah, berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui seputar dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap kenaikan harga emas:
- Pengamatan terhadap lonjakan harga emas terus dilakukan, di mana kenaikannya mencapai 3,87 persen sejak tanggal 23 Februari 2022 hingga 7 Maret 2022. Pada periode yang sama, harga emas naik hingga 8,4 persen secara year to date.
- Lonjakan harga emas secara global mempengaruhi harga pembelian emas di sejumlah lembaga keuangan Indonesia. Contohnya adalah harga beli emas di pegadaian yang kini naik 4,2 persen. Jika dikonversi ke dalam rupiah, perbandingan harga sebelum invasi adalah Rp904 ribu, sedangkan harga setelah invasi mencapai Rp942 ribu. Artinya, dalam 12 hari terakhir kenaikan harga mencapai hampir Rp40 ribu.
- Kenaikan harga emas hampir merata di semua lembaga investasi. Ini mempengaruhi minat masyarakat yang ikut menurun untuk membeli emas. Mereka cenderung menundanya hingga harga emas kembali turun atau memilih untuk berinvestasi di tempat lain.
- Ketika harga emas melonjak drastis, biasanya minat beli menurun. Dengan begitu, sejumlah investor akan beralih ke instrumen investasi yang berisiko tinggi dan berharap keuntungan dari keputusan tersebut.
Mengapa Investasi Emas Masih Diminati?
Pada dasarnya, harga emas relatif stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh inflasi. Inilah yang menjadi faktor utama mengapa banyak orang memilih logam mulia ini untuk investasi jangka panjang. Lonjakan harga emas akibat dampak invasi Rusia ke Ukraina memang mengejutkan.
Publik berharap harganya akan kembali stabil seiring perdamaian yang tengah diupayakan. Selain risiko kerugiannya yang rendah, pergerakan harga emas pun berlangsung dinamis. Nilai jual emas bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun.
Itu adalah fakta yang tidak terbantahkan. Sebagai perbandingan, harga emas di Indonesia pada tahun 2015 berada di kisaran antara Rp490 ribu hingga Rp530 ribu per gram. Kemudian, harganya pelan-pelan naik di angka Rp700 ribu per gram akibat invasi Rusia ke Ukraina baru-baru ini.
Ragam Faktor Penyebab Fluktuasi Harga Emas
Sama seperti instrumen investasi lainnya, harga emas bisa mengalami kenaikan dan penurunan karena berbagai faktor. Meski tidak seekstrem saham atau mata uang kripto, tetapi harga emas juga berfluktuasi yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
1. Kondisi Global yang Tidak Stabil
Ketidakpastian kondisi global menjadi salah satu penyulut utama penurunan atau kenaikan harga emas. Kondisi politik dan krisis ekonomi sangat mempengaruhi nilai emas. Misalnya pada era reformasi 1998, di mana kondisi ekonomi dan politik yang kacau membuat harga emas secara otomatis melonjak naik.
Pada situasi semacam ini, para investor biasanya akan berinvestasi dengan metode safe haven. Ketika harga emas naik, mereka menggantikannya dengan pembelian aset lain. Seiring waktu, inilah yang akan menyebabkan harga emas menurun.
2. Hukum Penawaran dan Permintaan
Jika permintaan terhadap emas lebih tinggi daripada penawarannya, maka harganya akan naik. Sebaliknya, harga emas akan turun ketika sepi peminat karena berbagai pertimbangan. Uniknya, persediaan emas yang terbatas di seluruh dunia pun akan mempengaruhi harga jual dan harga belinya.
3. Kebijakan Moneter
Faktor lainnya yang mempengaruhi harga emas adalah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat. Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan dalam menaikkan atau menurunkan suku bunga. Apabila suku bunga turun, maka harga emas berpotensi naik.
Demikian pula sebaliknya, suku bunga yang tinggi akan membuat harga emas turun. Selain itu, ada juga penyebab lainnya yang membuat harga emas bisa naik dan turun yakni karena inflasi dan nilai tukar dolar Amerika Serikat.
Bagaimanapun juga, emas masih tetap primadona dalam investasi. Anda bisa mengandalkannya untuk agenda investasi jangka Panjang. Selebihnya, mari berharap agar konflik Rusia dan Ukraina segera berakhir dengan damai agar agenda investasi emas kembali stabil.
Demikianlah pembahasan tentang dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap kenaikan harga emas. Jadi, para investor dituntut untuk merancang ulang keputusan investasi mereka di tengah kondisi seperti sekarang ini.