Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Velositas Uang: Kecepatan dan Persamaan Jumlah

Velositas Uang: Kecepatan dan Persamaan Jumlah

Perspektif terkait teori jumlah uang yaitu dengan mempertimbangkan pertanyaan, berapa kali dalam setahun uang kertas rupiah digunakan untuk membeli barang atau jasa yang baru diproduksi? Jawabannya terdapat pada suatu variabel yang disebut dengan velositas uang (velocity of money).

Istilah ini mencakup dua studi ilmu yang berbeda, yakni fisika dan ekonomi. Dalam dunia fisika, istilah velositas mengacu pada laju sebuah objek yang sedang bergerak. Sementara dalam ilmu ekonomi, velositas uang merupakan laju uang yang bergerak dalam perekonomian dari satu tangan ke tangan lain.

Untuk menghitung velositas uang, Anda perlu membagi nilai nominal produksi (PDB nominal) dengan jumlah uang. Bila P merupakan tingkat harga (deflator PDB), maka Y adalah jumlah produksi (PDB riil), dan M jumlah uang, sehingga kecepatannya:

V = (P × Y)/M

Untuk menjelaskan rumus ini, bayangkan suatu perekonomian sederhana yang hanya memproduksi Kebab Turki. Anggaplah bahwa perekonomian memproduksi 100 kebab setahun yang harga satuannya Rp18.000 dan jumlah uang dalam perekonomian sebesar Rp100.000, velositas uang adalah:

V = (Rp18.000 × 100)/Rp100.000 = 18

Jadi, masyarakat mengeluarkan Rp1.800.000 setahun untuk membeli kebab. Agar pengeluaran sebesar Rp1.800.000 dengan jumlah uang yang hanya Rp100.000 dapat terjadi, maka tiap rupiah harus berpindah tangan sebanyak 18 kali dalam setahun.

Dengan menggunakan aljabar sederhana, persamaan di atas dapat dituliskan kembali menjadi M × V = P × Y. Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang (M) dikali velositas (V) sama dengan harga produksi (P) dikali jumlah produksi (Y).

Ini disebut persamaan jumlah karena menghubungkan jumlah uang (M) dengan nilai produksi nominal (P × Y). Peningkatan jumlah uang dalam perekonomian harus sesuai dengan salah satu dari tiga variabel lain, yaitu tingkat harga harus naik, jumlah produksi harus naik, atau velositas uang harus turun.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.