Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Macam-macam Hambatan Industri Substitusi Impor di Negara yang Sedang Berkembang

Motif-motif Substitusi Impor

Industrialisasi dengan cara substitusi impor cukup baik untuk menghemat devisa karena tidak lagi mengimpor barang industri yang telah disubstitusi. Keuntungan lainnya dari industri substitusi impor yaitu timbulnya kegiatan produksi yang dapat mendorong pertumbuhan infrastruktur (Irawan, 2002).

Namun, kenyataannya adalah hasil yang dicapai dari industri tersebut sangat sedikit, bahkan tidak seperti yang diharapkan. Keadaan ini disebabkan oleh sejumlah masalah yang cukup rumit, di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas Barang yang Dihasilkan

Sejauh ini, kualitas barang yang dihasilkan oleh negara-negara yang sedang berkembang tidak mampu menyingkirkan barang impor. Kualitas barang-barang dalam negeri jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil produksi luar negeri yang diimpor.

Hal ini tentu saja akan mempengaruhi devisa negara, baik itu penghematan devisa ataupun perolehan devisia. Jadi, tujuan dibangunnya industri substitusi impor tidak hanya untuk menghemat devisa, tetapi juga harus mendatangkan devisa dari negara lain.

2. Biaya Produksi

Selain itu, biaya produksi yang dibutuhkan sangat besar, apalagi ketika sedang menempuh fase-fase awal pembangunan industrialisasi. Biaya yang ada sekarang ini digunakan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan, seperti mendidik tenaga kerja, membeli mesin-mesin, dan sebagainya (Suparmoko, 2002).

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, negara yang sedang berkembang sering kewalahan karena langkanya faktor-faktor kapital. Oleh karena itu, untuk memulai tahap awalnya harus mendatangkan kapital dan tenaga ahli dari luar negeri.

Maka dari itu, selain tidak mampu bersaing dalam hal kualitas produksi, industri baru ini juga kalah dalam hal biaya produksi. Jadi, untuk menghadapi persaingan tersebut, pemerintah harus memberikan proteksi tarif atau pengendalian impor.

3. Efisiensi Alokasi Faktor Produksi

Kemudian, kurangnya efisiensi alokasi faktor produksi adalah hambatan lainnya yang kini sedang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang. Pada tahap permulaan industrialisasi kerap kali kurang efisien, padahal negara tersebut sangat berkeinginan untuk mendirikan industri substitusi impor.

Kurangnya efisiensi tersebut disebabkan oleh langkanya faktor kapital. Supaya industri ini dapat berjalan konsisten, maka penggunaan kapital harus sangat berhati-hati atau penuh pertimbangan ketika hendak mengalokasikannya.

Demikianlah pembahasan tentang macam-macam hambatan industri substitusi impor di negara yang sedang berkembang. Pemerintah memang harus melakukan proteksi untuk mengatasi hambatan ini, tetapi proteksi tersebut harus dikurangi sedikit demi sedikit agar industrinya bisa mandiri.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.