Komoditi Karet dan Kelapa di Provinsi Aceh
Situsekonomi.com - Provinsi Aceh terletak di ujung barat-utara Indonesia pada posisi 2-6 LU dan 95-98 BT. Wilayah provinsi ini seluas 5.736.557 Km persegi, dengan penggunaan tanah: hutan (73,72%), pertanian (13,92%), perkampungan (1,79%), dan lain-lainnya (10,57%). Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas terkait luas areal dan produksi komoditi karet dan kelapa di Provinsi Aceh. Adapun rincian megenai kedua komoditi tersebut akan disajikan di bawah ini:
Komoditi Karet
Komoditi Karet
Tabel 1.1
Luas Areal dan Produksi Komoditi Karet Perkebunan Rakyat Provinsi Aceh Berdasarkan Kabupaten/Kota, Tahun 2015
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 1.1 disusun berdasarkan jumlah areal perkebunan karet rakyat yang paling luas. Berdasarkan hal itu pula dapat kita amati bahwa Nagan Raya merupakan kabupaten yang paling luas lahan perkebunan karetnya dibandingkan dengan kabupaten/kota yang ada, yaitu 35.248 Ha.
Kemudian, di sana juga terdapat Kabupaten Aceh Barat di urutan kedua dengan jumlah arealnya 9.619 Ha dan Kabupaten Aceh Timur 8.968 Ha. Selebihnya, Anda dapat melihat sendiri sesuai dengan urutan yang telah dipampangkan di atas.
Sedangkan untuk luas areal yang paling sempit adalah Kota Lhokseumawe, dengan jumlah 8 Ha saja. Di atasnya ada Kabupaten Pidie dengan luas lahan 36 Ha. Tentunya, berbicara hanya sebatas luas areal perekebunan saja tidaklah cukup. Lagi pula, data yang ada juga sejatinya menjelaskan jumlah produksi yang dihasilkan oleh masing-masing kabupaten/kota.
Sehubungan dengan ini, jumlah produksi karet yang paling banyak ialah Kabupaten Aceh Barat. Meskipun dari segi luas lahan kabupaten tersebut berada di posisi kedua, bukan berarti hasil produksinya juga sebanding dengan itu.
Untuk produksinya sendiri, Aceh Barat berhasil memproduksi karet dengan jumlah yang sangat fantastis, yakni 13.735 ton. Berikutnya disusul oleh Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah produksi yang tidak kalah jauh pastinya, yakni 12.025 ton.
Bahkan, Nagan Raya sendiri yang jumlah lahannya mencapai 35.248 Ha tidak mampu menghasilkan lebih dari 10.000 ton karet. Justru ia hanya meraup jumlah produksi sebesar 4.395 ton. Hasil ini tentunya tidak terlepas dari keterampilan tani yang diaplikasikan sejauh ini.
Komoditi Kelapa
Tabel 1.2
Luas Areal dan Produksi Komoditi Kelapa Perkebunan Rakyat Provinsi Aceh Berdasarkan Kabupaten/Kota, Tahun 2015
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan
Berbeda halnya dengan komoditi karet, meskipun kelapa bukanlah komoditi utama layaknya karet dan kelapa sawit, tetapi perkebunan ini masih perlu dibahas lebih lanjut karena penyebarannya yang paling luas di kawasan Nusantara. Kelapa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat dengan peran yang berbeda-beda, mulai dari pemenuhan kebutuhan sosial dan budaya bahkan sampai untuk kepentingan ekonomi sekalipun, sehingga ia dijuluki dengan tree of life (pohon kehidupan).
Untuk itu, mari kita lihat seberapa luas lahan perkebunan kelapa di Provinsi Aceh dan seberapa banyak produksi yang dihasilkan. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Utara merupakan kabupaten yang paling luas areal kelapanya di tanah Serambi Mekkah (julukan Provinsi Aceh). Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Perkebunan, luas perkebunan kelapa di Aceh Utara mencapai 16.425 Ha.
Setelahnya, kita juga mendapati bahwa Bireun merupakan kawasan perkebunan kelapa kedua terbesar di Provinsi Aceh, yaitu 15.533 Ha. Aceh Besar juga tidak mau kalah dengan luas lahan yang dinikmati sejumlah 14.401 Ha.
Sementara untuk luas areal yang paling sempit adalah Kabupaten Aceh Tengah dan Gayo Lues. Masing-masing dari mereka hanya menikmati luas lahan sebesar 47 Ha (Aceh Tengah) dan 450 Ha (Gayo Lues).
Sekarang, mari kita beralih ke jumlah produksi dari masing-masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh. Mengenai hal ini, Aceh Utara berhasil memproduksi kelapa sebanyak 10.720 ton. Di lain sisi, Bireun sebagai kabupaten dengan jumlah produksi kelapa terbanyak setelah Aceh Utara berhasil memproduksi sebesar 10.520 ton.
Penutup
Dari sekian panjang tulisan ini, penulis hanya ingin merangkum apa yang telah kita bahas barusan karena tulisan ini akan sangat panjang sekali jika diuraikan satu persatu lagi. Baik, Sampel yang diambil adalah data yang tertera pada Tabel 1.1. Selanjutnya, Anda dapat mencocokkannya sendiri.
Menyangkut jumlah luas lahan ataupun produksi yang tersedia/dihasilkan oleh masing-masing kabupaten/kota sebenarnya mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, pada tahun 2008, untuk luas areal perkebunan karet yang terluas adalah Aceh Timur sejumlah 20.656 Ha. Selang tujuh tahun berikutnya, yakni 2015, luas areal perkebunan karet di kawasan tersebut hanya seluas 8.968 Ha.
Terkait permasalahan ini, sangat menarik tentunya untuk dibahas. Perlu digarisbahawahi sebelumnya bahwa data yang diperoleh berdasarkan metodologi Kerangka Sampel Area (KSA). Kepala BPS (Badan Pusat Statistik), Suhariyanto mengatakan, "Penurunan luas lahan tersebut dipicu oleh gencarnya alih fungsi." Tidak hanya sampai disitu, Suharyanto juga memberikan solusi bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan pengalihan fungsi tersebut adalah dengan memberikan insentif kepada petani agar tidak mengalihfungsikan lahan perkebunan mereka.
Kalau yang tadi merupakan berdasarkan luas lahan, sekarang kita meninjaunya berdasarkan sudut pandang produksi komoditi karet. Apabila kita mengamati jumlah produksi komoditi tersebut, maka yang didapati adalah penurunan yang terjadi. Pada tahun 2008, total produksi karet di Provinsi Aceh berjumlah 63.284 ton. Lama kemudian, atau tepatnya pada tahun 2015, hasil produksi tersebut hanya mencapai 56.455 ton.
BACA JUGA:
Penyusutan ini, menurut Suharyanto, "pemerintah perlu melakukan langkah konkrit agar produksi karet dalam negeri bisa digenjot." Ia melanjutkan, pemerintah perlu mendorong kegiatan pertanian yang lebih produktif, seperti penggunaan bibit unggul, penyaluran pupuk yang tepat pada waktunya dan pengawasan terhadap harganya. Kalau itu dilakukan, produktivitas dan produksi pada komoditi karet khususnya atau sektor pertanian umumnya bisa meningkat. Ujarnya melalui CNN Indonesia.