Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prospek Pembangunan Pertanian

Prospek Pembangunan Pertanian

Untuk mewujudkan peran strategis sektor pertanian terdapat faktor-faktor ekonomi yang dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru yang merupakan peluang dalam meningkatkan usaha pengembangan pertanian, antara lain:
  1. Masih terdapat kesenjangan antara produktivitas riil di tingkat usaha tani dan produktivitas potensial komoditas pertanian yang berkisar antara 20-100%. Dengan demikian, peningkatan produktivitas masih dapat dilakukan melalui peningkatan pemanfaatan iptek pertanian yang spesifik lokasi.
  2. Masih didapati kekurangan areal, pengetahuan, dan teknologi untuk pengembangan tani (terutama di Aceh). Kedepannya, hal ini perlu ditanggapi secara serius baik pemerintah daerah, lembaga, dan para petani secara keseluruhan.
  3. Masih tersedia areal pertanian dan lahan potensial yang belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk sektor perikanan baru dimanfaatkan sekitar 40% dari seluruh potensi kelautan dan perairan yang dimanfaatkan secara optimal.
  4. Potensi sumber daya ini perlu dirancang dengan baik agar pemanfaatannya secara optimal dapat meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor pertanian.
  5. Sebagian besar penduduk atau petani masih berkualitas rendah, sehingga menyebabkan daya saing produk menjadi lemah, baik pasar dalam negeri ataupun luar negeri. Pembinaan bagi kualitas dan standarisasi produk pertanian dapat dipandang sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk.
  6. Penggunaan produk pertanian semakin beragam, tidak hanya untuk makanan langsung dari ekspor tetapi juga bahan baku industri dari pakan ternak. Syechalad (2009) mengatakan, "Diversifikasi penggunaan produk mendorong peningkatan permintaan terhadap produk-produk olahan pertanian yang dapat meningkatkan nilai tambah dan perputaran roda perekonomian daerah khususnya dan nasional pada umumnya."
  7. Insentif investasi dalam kegiatan agrobisnis belum mencukupi, terutama yang berkaitan dengan kebijakan makna ekonomi dan besarnya risiko di bidang agrobisnis.
  8. Pemanfaatan teknologi proses modal dan mekanisme pertanian sampai saat ini belum sepenuhnya dilakukan karena adanya keinginan agar sektor pertanian menyediakan lapangan kerja yang banyak. Hal ini menyebabkan produktivitas dan pertumbuhan sektor pertanian rendah. Kebijakan ini perlu diubah agar pertanian mampu menjadi sektor andalan dan penggerak pembangunan.


Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembangunan pertanian menduduki posisi penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia, di antaranya:
  1. Sebagian besar sumber daya manusia Indonesia kini mencari nafkah hidup di sektor pertanian.
  2. Potensi sumber daya alam, keadaan geografis dan topografi yang sedemikian rupa (termasuk lahan pertanian yang subur), sumber air yang cukup, iklim yang normal, dan lain-lain yang memanfaatkan faktor pendukung yang memungkinkan sektor pertanian dapat dikembangkan.
  3. Pembangunan pertanian dapat menjaring tenaga kerja yang berada di pedesaan, bahkan kini sektor pertanian menampung 49,3% dari jumlah angkatan kerja yang ada.
  4. Munculnya kesempatan berusaha dan bahkan pesatnya industri yang berbahan baku sebagian besar berasal dari sektor pertanian.
  5. Penyediaan faktor-faktor produksi dan bahkan industri-industri peralatan pertanian dan pupuk kini berkembang pesat karena berkembangnya sektor pertanian.
  6. Sektor pertanian sebagai salah satu sumber pendapatan negara/devisa. Ekspor non migas yang diandalkan dalam hal ini adalah pengembangan sektor perkebunan.

Skema Beberapa Faktor yang Dapat Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Petani
Produksi dan Pendapatan Petani

Selama dua dekade terakhir, sektor pertanian diposisikan hanya sebagai pendukung sektor lain bukan sebagai mesin penggerak pertumbuhan perekonomian nasional. Sebagai sektor pendukung, maka sektor pertanian diposisikan sebagai:
  1. Pemasok bahan kebutuhan pangan dan bahan industri murah
  2. Pengendali stabilisator harga, dan
  3. Pemasok tenaga kerja murah.
Selain itu, pertanian dianggap hanya berorientasi pada peningkatan produksi semata, sehingga tidak tanggap terhadap kondisi dan perubahan-perubahan pasar karena keragamannya yang hanya bergantung pada teknologi dan alam. Pola pikir seperti ini menganggap bahwa perekonomian secara makro maupun sektor riil lainnya tidak terkait luas dengan keragaman sektor pertanian.

Hal tersebut menyebabkan kecenderungan melemahnya kemampuan petani dalam mendukung pembangunan ekonomi. Fakta yang dihadapai saat ini adalah Indonesia kembali menghadapi masalah pangan yang cukup serius seperti yang terjadi pada akhir tahun 1960-an.
    Rizki Gusnandar
    Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.