Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kerangka Kerja Keputusan Personal

Situs Ekonomi - Bayangkan jika Anda adalah seorang manajer di perusahaan Google, Facebook, Tom's of Maine, atau Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa. Bagaimana Anda membuat keputusan penting yang dapat membentuk masa depan departemen atau perusahaan?

Sejauh ini kita telah mendiskusikan sejumlah faktor yang mempengaruhi bagaimana manajer mengambil keputusan, yaitu keputusan terprogram dan tidak terprogram. Situasi ini dapat dikarakteristikkan melalui berbagai tingkatan ketidakpastian, dan manajer dapat menggunakan model klasik, administratif, dan politis dalam pengambilan keputusan. Selain itu, ada enam langkah yang harus diambil dalam proses pengambilan keputusan (Daft, 2006: 421).

Namun, tidak semua manajer mengambil keputusan dengan cara yang sama. Bahkan, terdapat sejumlah perbedaan signifikan dari cara manajer individual mendekati masalah dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan mereka.

Kerangka Kerja Keputusan Personal

Perbedaan ini dapat dijelaskan melalui konsep gaya keputusan personal. Gambar di atas mengilustrasikan peran gaya personal dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya keputusan (decision style) personal merupakan perbedaan di antara sejumlah orang yang berkaitan dengan bagaimana mereka memandang masalah dan mengambil keputusan. Penelitian telah mengidentifikasikan empat gaya keputusan utama: perintah, analitis, konseptual, dan tingkah laku (Boulgaides, 1984).
  1. Gaya perintah (directive style) digunakan oleh orang yang lebih menyukai solusi yang sederhana dan langsung ke sasaran. Manajer yang menggunakan gaya ini sering mengambil keputusan dengan cepat karena mereka tidak suka menghadapi banyak informasi dan mungkin mempertimbangkan hanya satu atau dua alternatif. Orang yang menyukai gaya ini umumnya adalah orang yang efisien dan rasional dan cenderung mengandalkan aturan atau prosedur yang berlaku dalam mengambil keputusan.
  2. Manajer dengan gaya analitis (analytical style) suka mempertimbangkan solusi kompleks berdasarkan sebanyak-banyaknya data yang dapat mereka kumpulkan. Individu ini dengan hati-hati mempertimbangkan alternatif dan sering mendasarkan keputusan mereka pada tujuan, data rasional dari sistem kontrol manajemen dan sumber lain. Mereka mencari keputusan terbaik berdasarkan informasi yang tersedia.
  3. Orang yang cenderung memakai gaya konseptual (conceptual style) juga sering mempertimbangkan banyak informasi. Namun, mereka juga lebih berorientasi sosial daripada orang yang menggunakan gaya analitis dan suka berkomunikasi dengan orang lain tentang masalah dan kemungkinan alternatif pemecahannya. Manajer yang menggunakan gaya ini mempertimbangkan banyak alternatif, mengandalkan informasi dari orang dan sistem, dan cenderung memecahkan masalah secara kreatif.
  4. Gaya tingkah laku (behavioral style) adalah gaya yang digunakan manajer yang memiliki perhatian besar pada orang lain sebagai individu. Manajer yang menggunakan gaya ini suka berkomunikasi satu-satu dan memahami perasaan mereka tentang permasalahan dan dampak dari keputusan yang ada terhadap mereka. Orang yang memiliki gaya ini umumnya memperhatikan pengembangan pribadi orang lain dan dapat mengambil keputusan yang membantu orang lain mencapai tujuan mereka.

Banyak manajer memiliki gaya keputusan yang dominan. Contohnya, tiap Jumat, Richard Scrushy, pendiri dan CEO Healthsouth, melakukan kaji ulang atas setumpuk hasil cetak komputer yang berkaitan dengan rincian kinerja tiap fasilitas di setiap klinik ortopedia miliknya. Scrushy ingin memiliki data sebanyak mungkin yang dapat membantunya mengambil keputusan tentang perusahaan senilai $4 triliun (Elkind, 1999: 133-145).

Namun, terkadang manajer sering menggunakan sejumlah gaya yang berbeda atau kombinasi dari gaya dalam pengambilan keputusan yang beragam yang dihadapinya tiap hari. Contohnya, seorang manajer dapat menggunakan gaya perintah untuk memutuskan di perusahaan cetak manakah mereka akan mencetak kartu nama bisnis baru, tetapi menggunakan gaya yang lebih konseptual saat menghadapi konflik antardepartemen.

BACA JUGA:

Menurut Daft (2006: 423), "Manajer yang paling efektif adalah yang mampu bergerak dari satu gaya ke gaya lainnya seperti yang dibutuhkan untuk memenuhi situasi yang dihadapi." Dengan demikian, manajer dapat terhindarkan dari kesalahan yang fatal apabila gaya dominannya tidak sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.