Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Model Politis

Situs Ekonomi - Model politis ini berguna dalam pembuatan keputusan tidak terprogram ketika kondisi tidak pasti, informasi terbatas, dan terdapat ketidaksepakatan antara manajer tentang tujuan mana yang harus dicapai atau arah tindakan apa yang harus diambil. Banyak keputusan organisasi melibatkan banyak manajer yang mengejar tujuan berbeda, dan mereka harus berbicara satu sama lain untuk berbagi informasi dan mencapai kesepakatan (Daft, 2006: 411).

Model Politis

Manajer sering terlibat dalam pembentukan koalisi untuk membuat keputusan organisasi yang kompleks. Koalisi (coalition) merupakan pembentukan aliansi informal di antara manajer yang mendukung tujuan tertentu.

Pembentukan koalisi adalah proses pembentukan aliansi antara manajer. Dengan kata lain, seorang manajer yang mendukung alternatif tertentu, seperti meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan mengakuisisi perusahaan lain, berbincang secara informal dengan eksekutif lainnya dan berusaha membujuk mereka untuk mendukung keputusan itu.

Ketika hasilnya tidak dapat diramalkan, manajer memperoleh dukungan melalui diskusi, negosiasi, dan tawar-menawar. Tanpa koalisi, individu atau kelompok yang kuat dapat mengganggu proses pengambilan keputusan. Pembentukan koalisi memberikan sejumlah manajer kesempatan untuk berkontribusi pada pengambilan keputusan, meningkatkan komitmen mereka pada alternatif yang akhirnya akan digunakan (Stevenson, 1985).

Model politis secara dekat menggambarkan lingkungan sebenarnya di mana manajer dan pengambil keputusan sesungguhnya beroperasi. Keputusan bersifat kompleks dan melibatkan banyak orang, informasi sering kali bermakna ganda, serta ketidaksepakatan dan konflik atas masalah dan solusi adalah hal yang wajar. Ada empat asumsi dasar dari model politis:
  1. Organisasi dibentuk oleh kelompok yang berbeda kepentingan, tujuan dan nilai. Manajer tidak sepakat mengenai prioritas permasalahan, dan mungkin tidak memahami atau membagi tujuan dan kepentingan dari manajer lain.
  2. Informasi bermakna ganda dan tidak lengkap. Usaha untuk menjadi rasional dibatasi oleh kompleksitas dari banyak masalah dan juga batasan pribadi dan organisasi.
  3. Manajer tidak memiliki kapasitas waktu, sumber daya atau mental untuk mengidentifikasi seluruh dimensi masalah dan memproses seluruh informasi yang relevan. Manajer berbicara satu sama lain bertukar pandangan untuk mengumpulkan informasi dan mengurangi ambiguitas.
  4. Manajer terlibat dalam debat "saling dorong dan tarik" untuk memutuskan tujuan dan mendiskusikan alternatif. Keputusan adalah hasil dari tawar-menawar dan diskusi di antara anggota koalisi.

Pendiri koalisi sejauh ini yang paling jelas adalah mantan Presiden AS, George W. Bush. Hal itu terlihat setelah terjadinya peledakan yang dilakukan oleh teroris di AS. George W. Bush berhasil membangun koalisi pemimpin dunia untuk mendukung kampanye yang dipimpin oleh AS melawan terorisme.

BACA JUGA:

Ketidakmampuan pemimpin untuk membangun koalisi sering membuat kesulitan atau ketidakmungkinan bagi para manajer untuk melihat bahwa keputusannya diimplementasikan. Hershell Ezrin mundur sebagai CEO Speedy Muffler King di Kanada karena ia tidak mampu membangun koalisi antarmanajer yang mendukung idenya untuk perubahan di perusahaan yang bermasalah itu. Banyak eksekutif senior tidak menyukai penunjukkan Ezrin dan menolak untuk bekerja berdasarkan idenya untuk menyembuhkan perusahaan (Harris, 1997: 87-88).
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.