8 Definisi Penting Seputar Trading Frekuensi Tinggi
1. Program Trading (Trading Program)
Trading program adalah istilah generik untuk menjelaskan sebuah tipe perdagangan dalam sekuritas yang biasanya terdiri atas sekelompok saham. Trading ini secara longgar didefinisikan sebagai transaksi elektronik yang melibatkan 15 saham atau lebih dengan akumulasi nilai paling sedikit $1 juta.
Menurut Perez (2012), ada tiga faktor yang dapat menjelaskan ledakan program trading. Pertama, kecanggihan teknologi melahirkan pertumbuhan jaringan komunikasi elektronik (electronic communication networks -- ECN).
Bursa-bursa elektronik ini memungkinkan ribuan order beli dan jual dengan sangat cepat tanpa campur tangan manusia. Kedua, SEC mengamanatkan pada tahun 2001 agar bursa saham menetapkan harga saham dalam dolar dan sen, bukan dalam pecahan.
Saham yang sebelumnya dihargai 71/8 kini terdaftar dengan harga $7,13. Penetapan harga saham dalam porsi sen bukan porsi 1/16 menghasilkan 100 poin harga dalam satu dolar, bukan delapan poin harga seperti sebelumnya.
Dalam satu lemparan, tidak ada kepastian apakah seseorang akan menang atau kalah. Namun, dari segi statistik terdapat nilai harapan (expected value) sebesar $1 × 50% - $0,50 × 50% = $0,25 untuk setiap lemparan.
8. Ultra-High-Frequency Trading (Trading Frekuensi Ultra Tinggi)
Menurut Rishi Narang, ini merupakan subkategori dari trading frekuensi tinggi yang sangat sensitif pada latency hingga milidetik dan mikrodetik. Kebanyakan obrolan di luar sana adalah tentang trading frekuensi ultra tinggi, di mana kolokasi menjadi sangat penting dan memangkas milidetik pun penting.
Artinya, semua pembeli dan penjual yang berminat mendapat sebaran harga yang lebih banyak semakin sulit untuk bertemu pada suatu harga. Ketiga, mungkin yang paling signifikan, proliferasi hedge funds dengan segala strategi trading mereka yang rumit meningkatkan volume program trading.
2. Quantitative Trading (Trading Kuantitatif)
2. Quantitative Trading (Trading Kuantitatif)
Trading kuantitatif merujuk pada strategi-strategi berdasarkan analisis kuantitatif, yakni mengandalkan komputasi matematika dan angka untuk mengidentifikasi peluang trading. Harga dan volume adalah dua dari input data yang lebih umum dipergunakan dalam analisis kuantitatif sebagai input utama.
Trading kuantitatif digunakan oleh institusi keuangan dan hedge funds, sehingga transaksi dalam jumlah besar bisa melibatkan pembelian atau penjualan ratusan ribu saham dan sekuritas lainnya. Namun, trading kuantitatif juga lazim digunakan oleh investor perorangan.
Trading kuantitatif digunakan oleh institusi keuangan dan hedge funds, sehingga transaksi dalam jumlah besar bisa melibatkan pembelian atau penjualan ratusan ribu saham dan sekuritas lainnya. Namun, trading kuantitatif juga lazim digunakan oleh investor perorangan.
Teknik-teknik quantitative trading melibatkan trading frekuensi tinggi, trading algoritma, dan arbitrase statistik (statistic arbitrage). Banyak investor perorangan lebih familiar dengan perangkat kuantitatif, seperti moving average dan oscillator.
3. Algorithmic Trading (Trading Algoritma)
Trading algoritma adalah trading yang menggunakan seperangkat aturan untuk memuluskan eksekusi perdagangan. Trading algoritma melibatkan pemecahan suatu perdagangan ke dalam sejumlah order guna mengurangi visibilitas dan dampak pasar.
Seorang fund manager mungkin memutuskan saham tertentu terlihat menarik berdasarkan analisis fundamental dan kemudian menginstruksikan bagian meja trading untuk membeli blok saham. Sedangkan trader kemungkinan besar menggunakan algoritma eksekusi perdagangan.
Trading algoritma adalah trading yang menggunakan seperangkat aturan untuk memuluskan eksekusi perdagangan. Trading algoritma melibatkan pemecahan suatu perdagangan ke dalam sejumlah order guna mengurangi visibilitas dan dampak pasar.
Seorang fund manager mungkin memutuskan saham tertentu terlihat menarik berdasarkan analisis fundamental dan kemudian menginstruksikan bagian meja trading untuk membeli blok saham. Sedangkan trader kemungkinan besar menggunakan algoritma eksekusi perdagangan.
4. Automatic Trading (Trading Otomatis)
Trading otomatis melibatkan seperangkat aturan. Contoh sederhananya adalah sepasang moving average dengan durasi berbeda bersinggungan yang apabila puas maka secara otomatis memicu penempatan suatu order.
Trading otomatis melibatkan seperangkat aturan. Contoh sederhananya adalah sepasang moving average dengan durasi berbeda bersinggungan yang apabila puas maka secara otomatis memicu penempatan suatu order.
Perdagangan otomatis sangatlah sederhana. Dalam jumlah kecil dapat ditempatkan secara langsung ke dalam pasar. Sementara perdagangan yang lebih susbtansial diserahkan kepada algoritma eksekusi untuk penempatan sehingga mengurangi dampak pasar.
5. Proprietary Trading (Trading Hak Milik)
Trading hak milik merujuk pada praktik yang dilakukan oleh bank, perusahaan pialang, dan institusi finansial lainnya. Dalam trading hak milik, meja trading menggunakan modal atau neraca bank untuk melakukan transaksi pada berbagai instrumen yang seringkali untuk tujuan spekulasi.
Trading hak milik merujuk pada praktik yang dilakukan oleh bank, perusahaan pialang, dan institusi finansial lainnya. Dalam trading hak milik, meja trading menggunakan modal atau neraca bank untuk melakukan transaksi pada berbagai instrumen yang seringkali untuk tujuan spekulasi.
Instrumen-instrumen tersebut bisa berupa saham atau obligasi yang bisa diperdagangkan di bursa. Di samping itu, ada juga proprietary trading murni yang mana trader melakukan perdagangan untuk keuntungan bank itu sendiri.
Trader di sini secara umum "terpisah" dari bagian lain bank dan hanya menghasilkan sebagian dari penerimaan total perdagangan. Praktik ini sangat dibatasi di Amerika Serikat melalui aturan Volcker, yaitu sebuah ketentuan dalam undang-undang perubahan finansial Dodd-Frank.
Trader di sini secara umum "terpisah" dari bagian lain bank dan hanya menghasilkan sebagian dari penerimaan total perdagangan. Praktik ini sangat dibatasi di Amerika Serikat melalui aturan Volcker, yaitu sebuah ketentuan dalam undang-undang perubahan finansial Dodd-Frank.
6. Flow Business
Jenis trading lain yang dilakukan oleh bank adalah membantu klien melaksanakan perdagangan. Ini dikenal dengan flow business. Ini bukan trading spekulatif oleh bank. Namun, perdagangan ini akan membahayakan modal bank itu sendiri pada level tertentu.
Jenis trading lain yang dilakukan oleh bank adalah membantu klien melaksanakan perdagangan. Ini dikenal dengan flow business. Ini bukan trading spekulatif oleh bank. Namun, perdagangan ini akan membahayakan modal bank itu sendiri pada level tertentu.
7. Statistical Arbitrage (Arbitrase Statistik)
Arbitrase statistik berlawanan dengan arbitrase deterministik terkait dengan mispricing statistik dari satu atau lebih aset berdasarkan nilai yang diharapkan. Misalnya, suatu permainan di mana seseorang melempar koin dan mendapatkan $1 untuk kepala dan membayar $50 sen untuk ekor.
Arbitrase statistik berlawanan dengan arbitrase deterministik terkait dengan mispricing statistik dari satu atau lebih aset berdasarkan nilai yang diharapkan. Misalnya, suatu permainan di mana seseorang melempar koin dan mendapatkan $1 untuk kepala dan membayar $50 sen untuk ekor.
Baca Juga: 4 Langkah dalam Bernegosiasi
Dalam satu lemparan, tidak ada kepastian apakah seseorang akan menang atau kalah. Namun, dari segi statistik terdapat nilai harapan (expected value) sebesar $1 × 50% - $0,50 × 50% = $0,25 untuk setiap lemparan.
Berdasarkan hukum angka-angka besar, penghasilan rata-rata dari lemparan aktual akan mendekati angka yang diharapkan ketika jumlah lemparan semakin banyak. Ini persis seperti cara bagaimana kasino juga mendapatkan keuntungan.
Dengan kata lain, statistical arbitrage menduga-duga mispricing statistik atau relasi harga yang diharapkan benar dalam jangka panjang ketika mengulang suatu strategi trading. Oleh karenanya, statistical arbitrage merupakan pendekatan yang sangat kuantitatif dan komputasional.
Strategi ini menjelaskan sejumlah sistem trading otomatis yang lazimnya menggunakan teknik-teknik penggalian data, metode statistik, dan inteligensi artifisial. Salah satu strategi terkenal adalah pairs trading, di mana saham ditempatkan secara berpasangan berdasarkan kesamaan fundamental dan pasar.
Ketika salah satu saham pasangan berkinerja lebih baik daripada yang lainnya, saham yang berkinerja lebih buruk dibeli dan ditahan untuk jangka waktu tertentu sampai naik menuju pasangannya. Sedangkan yang lainnya dijual ketika harganya diperkirakan masih tinggi.
Strategi tersebut mengurangi risiko dari pergerakan pasar secara keseluruhan. Dalam beberapa tahun terakhir, ada tren yang menjauh dari trading berpasangan sederhana dan kini lebih lazim portofolio saham di-cluster-kan berdasarkan sektor serta kawasan dalam mengimbangi eksposur beta.
8. Ultra-High-Frequency Trading (Trading Frekuensi Ultra Tinggi)
Menurut Rishi Narang, ini merupakan subkategori dari trading frekuensi tinggi yang sangat sensitif pada latency hingga milidetik dan mikrodetik. Kebanyakan obrolan di luar sana adalah tentang trading frekuensi ultra tinggi, di mana kolokasi menjadi sangat penting dan memangkas milidetik pun penting.
Demikianlah ulasan tentang 8 definisi penting seputar trading frekuensi tinggi. Menurut Erik Lehtis, karakteristik yang mendefinisikan trading frekuensi tinggi adalah sistem otomatis tanpa campur tangan manusia dan memaksimalkan keuntungan dengan meningkatkan frekuensi.