Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fibonacci Retracement: Alat Analisis Teknikal untuk Mengukur Tingkat Pergerakan Harga

Fibonacci atau lengkapnya Leonardo Fibonacci da Pisa adalah nama seorang ahli matematika dari Italia yang hidup di abad ke tiga belas. Salah satu sumbangannya untuk ilmu pengetahuan yaitu Deret Fibonacci yang ditemukannya setelah melakukan riset di Mesir (Utomo, 2021).

Urutan deret tersebut adalah 1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144, dan seterusnya. Deret ini dimulai dari angka satu. Kemudian, bilangan ke tiga dan seterusnya merupakan penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya, yaitu 1+1=2, 1+2=3, 2+3=5, 3+5=8, dan seterusnya.

bilangan fibonacci
Sumber: www.poems.co.id

Salah satu fakta menarik tentang deret ini adalah hubungan antara bilangan sesudah dan bilangan sebelumnya. Setelah bilangan ke tiga, bilangan fibonacci berikutnya yaitu sekitar 1,618 dari bilangan sebelumnya.

Pertumbuhan (growth) sebesar 1,618 kali ini berlangsung hingga bilangan fibonacci yang tidak terhingga. Kondisi ini juga berlangsung sebaliknya. Bilangan sebelum sebuah bilangan fibonacci adalah kira-kira sebesar 0,618 dari bilangan fibonacci setelahnya.

Kestabilan pertumbuhan dan penyusutan (decay) inilah yang kemudian membuat deret ini menjadi bukti adanya unsur matematis dalam kehidupan. Fenomena harmonisasi ini kemudian dicoba untuk diterjemahkan ke pergerakan harga.

Penggerak harga adalah sekelompok manusia. Sebagaimana halnya perilaku sekelompok manusia, harga juga bisa diprediksikan. Salah satu alat yang sering digunakan untuk itu adalah Fibonacci Retracement.

Fibonacci retracement merupakan alat analisis teknikal yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian pergerakan harga setelah harga bergerak dari titik ekstrem sebuah trend. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa lihat gambar di bawah ini.

Fibonacci Retracement: Alat Analisis Teknikal untuk Mengukur Tingkat Pergerakan Harga

Gambar di sebelah kiri menunjukkan retracement naik dari sebuah pergerakan harga turun. Jika harga turun dari titik A menuju titik B, maka pergerakan dari titik B menuju titik C disebut retracement atas pergerakan harga dari titik A ke titik B.

Sementara gambar yang di sebelah kanan menunjukkan retracement turun dari sebuah pergerakan harga naik. Harga yang naik dari titik X menuju titik Y, kemudian mengalami retracement ke titik Z. Retracement ini diukur dalam persentase.

Pada gambar sebelah kiri, harga mengalami penurunan sebesar Rp500 dari titik A ke titik B. Kemudian, harga mengalami rebound dan bergerak naik sebesar Rp200 ke titik C. Harga saham ini dinyatakan telah mengalami retracement sebesar 200/500 × 100% = 40%.

Untuk pergerakan harga pada chart di sebelah kanan, harga naik sebesar Rp500, tapi kemudian turun sebesar Rp300. Retracement-nya adalah sebesar 300/500 = 60%. Retracement level berguna sebagai suport atau resisten bagi pergerakan harga di masa yang akan datang.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.