Pembangunan Seimbang atau Pembangunan Tidak Seimbang?
Menurut Nurkse, pembangunan seimbang sangat penting untuk menerobos vicious circle dan produktivitas yang rendah. Di sisi lain, Singer berpendapat bahwa jika pembangunan dilakukan secara seimbang, maka sektor industri dan pertanian akan menjadi objek pembangunan.
Dalam teori ekonomi, keduanya tidak bisa dibangun secara bersamaan karena negara sedang berkembang tidak memiliki banyak kapital untuk membangun keduanya sekaligus. Kadang, di kondisi-kondisi tertentu harus memilih yang mana dulu harus dibangun.
Jika sektor industri di negara tersebut sudah bagus, maka yang harus dikembangkan selanjutnya adalah sektor pertanian, begitu juga sebaliknya. Jadi, negara sedang berkembang tidak mulai dari nol. Beberapa sektor yang tampak sudah maju tidak perlu lagi didorong.
Menurut Irawan (2002), tujuan politik pembangunan yaitu menghilangkan keadaan yang tidak seimbang. Oleh karenanya, investasi hendaknya jangan seimbang pula bagi masing-masing sektor. Untuk mengimbangi ketidakseimbangan ini, investasi yang selanjutnya harus diubah.
Setiap kali harus diadakan perubahan dalam investasi. Sebagaimana yang terjadi saat revolusi produksi di Inggris, di mana investasi mula-mula dilakukan pada industri kapas, kemudian kereta api dan industri baja (Suparmoko, 2002).
Dengan begitu, Inggris mengalami kemajuan teknik di sektor tersebut dan mendapatkan banyak hasil setelahnya. Hirchman menyetujui pendapat ini karena majunya industri A akan mendorong industri B. Industri B didorong maju, kemudian mendorong industri C untuk berkembang dan seterusnya.
Menurut Hirchman, dorongan pada industri-industri lain itu disebabkan adanya efek kaitan ke depan (forward linkage effect) dan efek kaitan ke belakang (backward linkage effect). Demikianlah pembahasan tentang pembangunan seimbang dan pembangunan tidak seimbang.