3 Aspek Dualisme Ekonomi yang Menimpa Negara Sedang Berkembang
Sistem dualisme sangat melekat pada negara sedang berkembang sejak era penjajahan. Bahkan, sampai sekarang masih ada kesenjangan di beberapa kota dan desa. Di area perkotaan, perekonomiannya sudah bersifat industri dan uang digunakan secara luas (Irawan, 2002).
Sedangkan di pedesaan, perekonomiannya masih di tingkat rendah. Kesenjangan ini menyulitkan negara sedang berkembang untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju. Untuk lebih lanjut, dualisme ini terbagi menjadi tiga aspek, yaitu:
1. Perekonomian Pasar
Kesenjangan ekonomi antara kota dan desa bisa terjadi karena daerah kota sangat identik dengan fasilitas prasarana umum yang memadai, seperti pelabuhan, bandara, dan kantor-kantor pemerintahan. Penduduknya pun dihuni oleh para pedagang, pegawai guru, dan lain sebagainya.
Inilah yang menghidupkan nuansa perekonomian di perkotaan. Banyaknya kegiatan transaksi jual beli karena umumnya mereka berpenghasilan lebih tinggi daripada masyarakat di pedesaan. Oleh sebab itu, tidak jarang kalau penduduk pedalaman lebih senang melakukan perdagangan di kota-kota.
2. Perekonomian Subsisten
Aspek selanjutnya dari dualisme ekonomi adalah ekonomi subsisten. Masih ada beberapa daerah terpencil yang belum pernah mengadakan kontak dengan dunia luar, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Barat (Suparmoko, 2002).
Aspek selanjutnya dari dualisme ekonomi adalah ekonomi subsisten. Masih ada beberapa daerah terpencil yang belum pernah mengadakan kontak dengan dunia luar, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Barat (Suparmoko, 2002).
Sudah tidak asing lagi tentunya bahwa masyarakat yang tinggal dipelosok tidak bisa membaca atau buta huruf. Kondisi seperti ini yang membuat mereka condong menjalani kehidupan seadanya tanpa mengalami perubahan yang besar dari tahun ke tahun.
3. Daerah Kantong Asing
Terkadang, di daerah yang masih terbelakang terdapat perusahaan asing yang menggunakan teknologi padat modal, seperti tambang minyak di PT Freeport Indonesia. Nah, masyarakat yang berkecimpung di dalam proyek asing tersebut memiliki keunggulan, meskipun pendapatan mereka tidak terlalu tinggi.
Terkadang, di daerah yang masih terbelakang terdapat perusahaan asing yang menggunakan teknologi padat modal, seperti tambang minyak di PT Freeport Indonesia. Nah, masyarakat yang berkecimpung di dalam proyek asing tersebut memiliki keunggulan, meskipun pendapatan mereka tidak terlalu tinggi.
Sebab, mereka sudah mengenal beberapa peralatan baru dan menggunakan teknik modern saat bekerja. Jadi, dualisme ekonomi sebenarnya sudah dirasakan oleh hampir semua negara di dunia. Namun, permasalahannya adalah seberapa besar kesenjangan itu terjadi.