Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kebijakan Ekonomi di Negara Dunia Ketiga

Kebijakan Ekonomi dalam Negeri

Peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Di Jepang dan Jerman, pemerintahnya memiliki peran penting dalam campur tangan terhadap proses perkembangan ekonomi (Irawan, 2002).

Sementara Inggris dan Amerika Serikat, peran pemerintahnya bisa dikatakan sedikit sekali. Hal ini disebabkan adanya kebebasan bergerak dari kalangan pedagang, sehingga mengakibatkan perkembangan ekonomi yang pesat.

Namun, ini tentunya beda dengan kasus di negara dunia ketiga, di mana pemerintah harus lebih aktif demi memperlancar pembangunan ekonomi. Di negara tersebut, hambatan untuk berkembang lebih berat dibandingkan negara-negara maju, seperti Jepang dan Jerman (Suparmoko, 2002).

Untuk mengejar ketertinggalan ini, pemerintah harus menciptakan pasaran produk ekspor di luar negeri. Ini bukan perkara yang mudah, sehingga pemerintah harus menerapkan strategi pembangunan untuk mendobrak semua hambatan.

Nah, di sini terdapat dua aliran yaitu all or nothing approach dan gradual approach. All or nothing approach mengatakan bahwa rintangan-rintangan pembangunan ekonomi hanya dapat diatasi bila pemerintah mengadakan industrialisasi besar-besaran secara cepat.

Sedangkan gradual approach menyatakan bahwa rintangan pertumbuhan sebaiknya dihilangkan secara bertahap. Jadi, pemerintah di negara yang sedang berkembang hendaknya lebih menitikberatkan pada pertanian, transpor, tenaga listrik dan jasa-jasa sosial untuk pabrik.

Jika sektor pertaniannya berkembang, maka pabrik juga akan berkembang karena bahan makanannya sudah tersedia dengan cukup. Kemudian, tenaga di sektor pertanian dipindahkan ke sektor industri. Kebijakan ini cocok dengan pendapat "gradualist" bahwa pembangunan dilaksanakan secara perlahan.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.