Pengaruh Permintaan Agregat Bagi Perekonomian
Kurva permintaan agregat menunjukkan jumlah permintaan barang dan jasa perekonomian secara keseluruhan pada semua tingkat harga. Bentuk kurva permintaan agregat miring ke bawah. Adapun alasannya yaitu sebagai berikut:
- Efek kekayaan: Tingkat harga yang lebih rendah akan meningkatkan nilai riil uang tunai yang dipegang oleh rumah tangga, dan kesejahteraan yang lebih tinggi ini meningkatkan pembelanjaan untuk konsumsi.
- Efek suku bunga: Tingkat harga yang lebih rendah akan menurunkan suku bunga ketika masyarakat berupaya untuk meminjamkan uang mereka yang berlebihan dan suku bunga yang lebih rendah mendorong pengeluaran untuk investasi.
- Efek nilai tukar: Ketika tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga, para investor memindahkan sebagian dana mereka ke luar negeri dan menyebabkan depresiasi mata uang dalam negeri relatif terhadap mata uang asing. Depresiasi ini membuat barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah dibandingkan barang-barang asing sehingga mendorong pembelanjaan atas ekspor neto.
Ketiga efek ini seharusnya tidak dipandang sebagai teori alternatif. Alih-alih demikian, ketiganya muncul secara bersamaan untuk meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa ketika tingkat harga turun (Mankiw, 2006).
Meskipun ketiga efek tersebut menjelaskan bentuk kurva permintaan agregat yang miring ke bawah, tetapi tidak sama pentingnya. Sebab, kepemilikan uang tunai merupakan sebagian kecil dari kekayaan rumah tangga sehingga dapat dikatakan efek kekayaanlah yang paling tidak penting di antara ketiganya.
Selain itu, efek nilai tukar juga tidak terlalu besar artinya bagi suatu perekonomian karena ekspor dan impor merupakan sebagian kecil dari PDB (produk domestik bruto). Efek ini jauh lebih penting untuk negara-negara yang lebih kecil karena mengekspor dan mengimpor bagian yang lebih besar dari PDB.