Perlambatan dan Percepatan Pertumbuhan Produktivitas
Sumber: Indonesia Investments
Dengan kata lain, hasil produksi per jam kerja di berbagai bisnis yang ada di Indonesia tumbuh dengan laju rata-rata 5,2 persen. Produktivitas kemudian melambat dari tahun 2011 hingga 2015, di mana hanya tumbuh sebesar 4,9 persen per tahun.
Produktivitas kembali naik pada tahun-tahun berikutnya, yaitu sebesar 5,2 persen pada tahun 2018. Dampak dari perubahan produktivitas ini sangat jelas. Produktivitas tercermin dari upah riil dan pendapatan keluarga (Mankiw, 2006).
Ketika pertumbuhan produktivitas melambat, rata-rata pekerja mendapatkan kenaikan upah. Saat produktivitas menurun pada tahun 2015, PDB per kapitanya meningkat dari Rp47,1 juta pada tahun 2015 menjadi Rp49,7 juta pada tahun 2016.
Pada saat yang bersamaan pula, tingkat inflasi menurun dari 3,35 persen menjadi 3,02 persen. Artinya, semakin besar produktivitas suatu negara, maka pendapatan rata-rata masyarakat juga akan semakin naik.
Sedangkan menurunnya produktivitas menyebabkan laju inflasi akan naik apabila diiringi dengan besarnya jumlah permintaan. Jika perlambatan pertumbuhan produktivitas tidak terjadi di tahun 2015, maka pendapatan rata-rata orang Indonesia saat ini diperkirakan 50 persen lebih tinggi.
Penyebab dari perubahan-perubahan ini lebih sulit dipahami. Satu fakta yang diterima luas, perubahan-perubahan ini tidak dapat ditelusuri sampai ke faktor-faktor produksi yang paling mudah diukur. Para ekonom dapat mengukur secara langsung jumlah dari modal fisik yang tersedia bagi pekerja.
Mereka juga dapat mengukur modal manusia dalam bentuk lamanya waktu bersekolah. Sepertinya, perlambatan dan percepatan pertumbuhan produktivitas ini tidak disebabkan oleh laju pertumbuhan input.
Teknologi adalah salah satu penyebab yang tersisa. Para ekonom berpendapat bahwa perlambatan dan percepatan pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh perubahan dalam penciptaan ide-ide baru mengenai bagaimana menghasilkan barang dan jasa.
Penjelasan ini sulit dikonfirmasi karena jumlah ide sulit diukur. Namun, hipotesis ini terlihat masuk akal. Percepatan pertumbuhan produktivitas di tahun 2016 terjadi bersamaan dengan pertumbuhan teknologi.
Pada tahun 2015, indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi Indonesia berada di ranking 114 dunia dengan skor 3,85. Tahun berikutnya meningkat dengan skor 4,33, sehingga membawa nama Indonesia naik ke posisi 111 dunia.
Penjelasan ini sulit dikonfirmasi karena jumlah ide sulit diukur. Namun, hipotesis ini terlihat masuk akal. Percepatan pertumbuhan produktivitas di tahun 2016 terjadi bersamaan dengan pertumbuhan teknologi.
Pada tahun 2015, indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi Indonesia berada di ranking 114 dunia dengan skor 3,85. Tahun berikutnya meningkat dengan skor 4,33, sehingga membawa nama Indonesia naik ke posisi 111 dunia.
Lalu, bagaimana nasib kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di masa depan? Sejarah tidak memberikan alasan yang kuat untuk merasa yakin dalam memperkirakan apa pun. Percepatan dan perlambatan produktivitas tidak dapat diperkirakan sebelum kejadiannya muncul di depan mata.