Menurunnya Perolehan Keuntungan dan Efek Pengejaran
Anggaplah pemerintah menjalankan kebijakan politik untuk meningkatkan penghematan negaranya. Dengan kata lain, produk domestik brutonya dialokasikan lebih banyak untuk disimpan, bukan dipakai untuk konsumsi.
Dengan penghematan tersebut, semakin sedikit sumber daya yang diperlukan untuk membuat barang konsumsi dan semakin banyak sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan modal. Akibatnya, persediaan modal akan meningkat sehingga produktivitas dan laju pertumbuhan pun ikut meningkat.
Mengenai sejauh mana tingkat pertumbuhan PDB perlu diketahui yang namanya proses produksi. Menurut pandangan tradisional, proses produksi adalah modal yang dipengaruhi oleh penurunan perolehan keuntungan (diminishing returns).
Semakin besar akumulasi modal, jumlah tambahan hasil produksi dari tambahan input satu unit modal menjadi semakin kecil. Ketika para pekerja memiliki modal yang cukup besar untuk melakukan proses produksi, tambahan modal akan menyebabkan produktivitas mengalami sedikit kenaikan.
Menurunnya perolehan keuntungan dari modal memiliki implikasi penting dengan anggapan variabel lain tetap. Secara global, negara yang awalnya miskin lebih cepat pertumbuhan ekonominya dibandingkan dengan negara kaya (Mankiw, 2006).
Berdasarkan pada gambar di atas, kelima negara tersebut merupakan negara yang sedang berkembang. Laju pertumbuhan ekonominya jauh lebih cepat dibandingkan negara maju. Pada tahun 2017, negara yang memiliki laju tercepat adalah Vietnam, Bangladesh, India, Tiongkok, dan Filipina.
Cepatnya pertumbuhan ekonomi Vietnam saat ini disebabkan oleh besarnya akumulasi kapital di masa lampau. Pada masa itu, ekonomi Vietnam masih sangat langka faktor-faktor produksinya, sehingga banyak sektor perlu diperbaiki melalui akumulasi kapital.
Berbeda halnya dengan Amerika Serikat, perekonomian mereka sangat stabil dari dulu hingga sekarang, sehingga tambahan modal tidak memberikan banyak perubahan. Hampir setiap faktor produksi seperti mesin, gedung, dan tenaga ahli sudah berkumpul di sana.
Dengan penghematan tersebut, semakin sedikit sumber daya yang diperlukan untuk membuat barang konsumsi dan semakin banyak sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan modal. Akibatnya, persediaan modal akan meningkat sehingga produktivitas dan laju pertumbuhan pun ikut meningkat.
Mengenai sejauh mana tingkat pertumbuhan PDB perlu diketahui yang namanya proses produksi. Menurut pandangan tradisional, proses produksi adalah modal yang dipengaruhi oleh penurunan perolehan keuntungan (diminishing returns).
Semakin besar akumulasi modal, jumlah tambahan hasil produksi dari tambahan input satu unit modal menjadi semakin kecil. Ketika para pekerja memiliki modal yang cukup besar untuk melakukan proses produksi, tambahan modal akan menyebabkan produktivitas mengalami sedikit kenaikan.
Oleh karena itu, meningkatnya penghematan hanya menyebabkan kenaikan laju pertumbuhan dalam waktu tertentu. Penghematan yang tinggi tentu akan memperbesar jumlah modal yang terakumulasi. Jadi, manfaat tambahan modal semakin lama akan berkurang, sehingga pertumbuhannya melambat.
Dalam jangka panjang, tingkat penghematan yang tinggi akan menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi. Namun, itu tidak akan meningkatkan laju pertumbuhan variabel-variabelnya. Meningkatnya laju penghematan dapat mengakibatkan naiknya tingkat pertumbuhan ekonomi dalam jangka waktu tertentu.
Menurunnya perolehan keuntungan dari modal memiliki implikasi penting dengan anggapan variabel lain tetap. Secara global, negara yang awalnya miskin lebih cepat pertumbuhan ekonominya dibandingkan dengan negara kaya (Mankiw, 2006).
Keadaan ini disebut dengan efek pengejaran (catch-up effect) karena negara-negara tersebut berusaha bangkit dari keterpurukan ekonominya. Di negara-negara miskin, para pekerjanya kekurangan berbagai peralatan yang paling mendasar, sehingga produktivitasnya rendah.
Adanya investasi modal tentu akan menaikkan produktivitas mereka. Sebaliknya, para pekerja di negara maju mempunyai sejumlah modal yang banyak, sehingga produktivitasnya tinggi. Dengan jumlah modal yang banyak, tambahan modal hanya meningkatkan sedikit produktivitas.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tercepat
Sumber: Trading Ekonomi
Berdasarkan pada gambar di atas, kelima negara tersebut merupakan negara yang sedang berkembang. Laju pertumbuhan ekonominya jauh lebih cepat dibandingkan negara maju. Pada tahun 2017, negara yang memiliki laju tercepat adalah Vietnam, Bangladesh, India, Tiongkok, dan Filipina.
Cepatnya pertumbuhan ekonomi Vietnam saat ini disebabkan oleh besarnya akumulasi kapital di masa lampau. Pada masa itu, ekonomi Vietnam masih sangat langka faktor-faktor produksinya, sehingga banyak sektor perlu diperbaiki melalui akumulasi kapital.
Berbeda halnya dengan Amerika Serikat, perekonomian mereka sangat stabil dari dulu hingga sekarang, sehingga tambahan modal tidak memberikan banyak perubahan. Hampir setiap faktor produksi seperti mesin, gedung, dan tenaga ahli sudah berkumpul di sana.
Oleh sebab itu, laju pertumbuhan Amerika Serikat yang hanya sebesar tiga persen tidaklah sebanding dengan Vietnam yang 7,31 persen. Namun, apakah Vietnam lebih layak menyandang status sebagai raksasa ekonomi dunia?
Jawabannya terdapat pada nilai PDB masing-masing negara. PDB Vietnam sebesar US$224 miliar, sementara Amerika Serikat US$19.391 miliar. Jadi, besarnya laju pertumbuhan belum tentu PDB-nya lebih besar pula.