Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal

Pada tahun 1994 terjadi ketidakstabilan politik di Meksiko, termasuk terbunuhnya pemimpin politik terkemuka mereka. Peristiwa tersebut menghadirkan kegugupan di pasar keuangan dunia. Setelahnya, timbulah berbagai persepsi bahwa kini Meksiko tak lagi stabil dibandingkan biasanya.

Para investor pun memutuskan untuk menarik sebagian aset mereka keluar dari Meksiko dan memindahkannya ke Amerika Serikat (AS) atau ke tempat berlindung yang aman lainnya. Pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba keluar dari suatu negara disebut sebagai pelarian modal (capital flight).

Ketika para investor menjual beberapa aset yang ada di Meksiko, tindakan ini meningkatkan arus keluar modal neto Meksiko. Dampaknya bisa dilihat pada kurva arus keluar modal neto (NCO) yang nantinya mempengaruhi penawaran mata uang peso di pasar pertukaran valuta asing (Mankiw, 2006).

Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal
Dampak-dampak Pelarian Modal

Pelarian modal mempengaruhi kurva permintaan pasar dana pinjaman karena permintaan dana pinjaman berasal dari investasi dalam negeri dan arus keluar modal neto. Ketika arus keluar modal neto meningkat, permintaan dana pinjaman juga meningkat.

Sebagaimana yang ditunjukkan pada panel (a), kurva permintaan dana pinjaman bergeser ke kanan dari D1 ke D2. Kurva arus keluar modal neto pun bergeser ke arah kanan dari NCO1 ke NCOkarena arus keluar modal neto lebih tinggi daripada suku bunga berapa pun, seperti yang tertera pada panel (b).

Supaya Anda bisa melihat dengan jelas terkait dampak-dampak pelarian modal, Anda perlu membandingkan keseimbangan yang lama dengan yang baru. Panel (a) menunjukkan permintaan dana pinjaman yang meningkat menyebabkan suku bunga di Meksiko juga meningkat dari r1 ke r2.

Semenatara pada panel (b) menunjukkan bahwa arus keluar modal neto Meksiko meningkat. Peningkatan suku bunga membuat investasi aset di Meksiko lebih menarik, tetapi hal ini hanya mengimpaskan sebagian dampak pelarian modal terhadap arus keluar modal neto.

Pada panel (c) juga memperlihatkan naiknya arus keluar modal neto menambah jumlah penawaran mata uang peso di pasar pertukaran valuta asing dari S1 ke S2. Ketika mereka memindahkan asetnya, maka terdapat penawaran mata uang peso dalam jumlah besar untuk dikonversi ke mata uang dolar.

Peningkatan penawaran ini menyebabkan peso mengalamai depresiasi dari E1 ke E2. Jadi, pelarian modal dari Meksiko dapat meningkatkan suku bunga dan mengurangi nilai mata uang peso di pasar pertukaran valuta asing.

Inilah yang teramati pada tahun 1994. Mulai dari November 1994 hingga Maret 1995, suku bunga obligasi jangka pendek pemerintah Meksiko meningkat dari 14 persen menjadi 70 persen dan peso mengalami depresiasi dari US$29 sen menjadi US$15 sen per peso.

Perubahan harga yang diakibatkan oleh pelarian modal ini mempengaruhi beberapa besaran ekonomi makro yang penting. Depresiasi mata uang membuat ekspor menjadi lebih murah dan impor lebih mahal.

Hal ini mendorong neraca perdagangan ke arah surplus. Pada saat yang bersamaan, peningkatan suku bunga mengurangi investasi dalam negeri sehingga memperlambat akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi.

Pelarian modal tidak hanya berdampak pada negara yang modalnya dilarikan keluar, tetapi juga mempengaruhi negara lain. Ketika modal mengalir keluar, misalnya dari Meksiko masuk ke AS, maka hal ini memiliki pengaruh yang berlawanan terhadap perekonomian AS.

Peningkatan arus keluar modal neto Meksiko bertepatan dengan penurunan arus keluar modal neto AS. Di saat peso mengalami depresiasi dan suku bunga Meksiko meningkat, di sisi lain dolar mengalami apreasiasi dan suku bunga AS menurun.

Bagaimanapun juga, dampaknya pada perekonomian AS tergolong kecil karena perekonomian AS jauh lebih besar dibandingkan dengan perekonomian Meksiko.

Peristiwa yang dialami oleh Meksiko ini tidak menutup kemungkinan bakal terjadi pada semua perekonomian di seluruh dunia. Pada tahun 1997, dunia belajar bahwa beberapa sistem perbankan di perekonomian Asia, seperti Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia mendekati titik kepailitan.

Sama halnya dengan Meksiko, berita ini mendorong terjadinya pelarian modal. Begitu pula dengan Rusia, pada tahun 1998, pemerintah Rusia gagal membayar utang dan mendorong investor internasional untuk mengambil uang mereka dan lari.

Serangkaian peristiwa serupa, tapi lebih rumit, terjadi di Argentina pada tahun 2002. Pada setiap kasus pelarian modal ini, hasilnya dapat dikatakan sama dengan yang diperkirakan, yaitu suku bunga meningkat dan nilai mata uang menurun.

Lantas, apakah pelarian modal dapat terjadi di AS? Pasalnya, perekonomian AS sejak lama terlihat sebagai perekonomian yang aman untuk investasi. Kendati demikian, AS juga pernah mengalami beberapa kali pelarian modal akibat dari ketidakstabilan politik.

Pada tahun 1995, surat kabar The New York Times melaporkan juru bicara SPR Newt Gingrich sempat mengancam akan membuat AS gagal membayar utang untuk yang pertama kalinya. Tujuannya adalah memaksa pemerintahan Clinton untuk menyeimbangkan anggarannya sesuai keinginan Partai Republik.

Ternyata, berita tersebut menimbulkan kegaduhan di kalangan investor internasional. Sepanjang hari itu, suku bunga surat obligasi berjangka 30 tahun terbitan pemerintah AS meningkat dari 6,46 persen menjadi 6,55 persen dan nilai tukar turun dari 102,7 menjadi 99,0 yen per dolar AS.

Jadi, bahkan perekonomian AS yang tergolong stabil pun berpotensi dan rentan terhadap dampak-dampak pelarian modal. Nah, itulah ulasan tentang ketidakstabilan politik dan pelarian modal yang perlu Anda ketahui.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.