Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Timberland Menjalani Perjalanan Tanggung Jawab Sosial

Situs Ekonomi - Timberland Company mendesain dan menjual sepatu bot, sepatu santai, sepatu haiking, dan sepatu perahu berkualitas bagus, serta pakaian dan aksesoris berkualitas tinggi untuk alam terbuka. Perusahaan yang berpusat di New Hampshire tersebut membuat produk untuk dapat bertahan lama, seperti yang dinyatakan dalam situs Web perusahaan. Namun, Timberland sedang berusaha keras untuk membangun sesuatu yang lebih permanen daripada sekedar alas kaki dan pakaian berkualitas tinggi, yaitu mencoba membuat dunia sebagai tempat yang lebih baik dan aman untuk hidup dan bekerja.

Website Timberland
Sumber: https://www.timberland.co.uk/

Bersama dengan para pelanggan yang membeli produk-produk berkualitas tingginya, Timberland juga mempertimbangkan para pihak berkepentingan lainnya dalam mengadakan transaksi-transaksi bisnis. Pertama, perusahaan bertanggung jawab mendatangkan keuntungan bagi para investor dan karyawan.

Dengan pendapatan tahunan sebesar hampir $1,1 miliar, akhir-akhir ini perusahaan melaporkan adanya 20 kuartal berturut-turut untuk rekor penghasilan dan pendapatan yang meningkat. Bahkan, di hadapan sebuah ekonomi yang menurun, CEO Jeffrey Schwartz mengatakan, "Timberland menghasilkan rekor pendapatan untuk tahun 2001 dalam sebuah lingkungan yang sulit," di antaranya biaya kulit yang lebih tinggi dan persaingan yang kian meningkat. Namun, hal ini tidak menghalangi tujuannya untuk menjadikan Timberland sebuah merek gaya hidup terkemuka.

Timberland juga menganggap bahwa karyawan-karyawan yang berkepentingan sebagai bagian penting dalam keberhasilannya. Perusahaan tersebut sekali lagi terdaftar dalam majalah Fortune sebagai perusahaan terbaik untuk bekerja, yakni berada pada peringkat 65.

Perusahaan mempunyai komitmen pada keragaman dalam angkatan kerja, dengan 29 persen karyawannya berasal dari kalangan minoritas dan hampir separuhnya adalah wanita. Perusahaan memberikan 22 jam pelatihan profesional per tahun bagi para karyawan untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Timberland juga menaruh perhatian pada angkatan kerja manufaktur globalnya. Dengan berulangnya berita-berita mengenai eksploitasi para pekerja asing di perusahaan-perusahaan lain, Timberland melembagakan sebuah tindakan audit setahun penuh pada semua fasilitas manufakturnya dan beberapa dari fasilitas pemegang lisensi.

Kemudian, perusahaan menyewa Verit, sebuah organisasi nirlaba nonpemerintah untuk memeriksa kondisi-kondisi kerja, seperti kesehatan, keselamatan, kualitas udara, kebisingan, dan pencahayaan. Perusahaan juga memantau pabrik-pabriknya di Asia setiap delapan sampai dua belas minggu untuk memastikan para pekerja dibayar dengan gaji yang pantas, disediakan libur kerja secara berkala, dan tidak diharuskan bekerja lembur secara berlebihan. Perusahaan menganggap komitmennya sebagai suatu proses yang terus berjalan, membutuhkan pemeriksaan dan peningkatan secara berlanjut.

Perusahaan-perusahaan sering kali menyatakan keyakinannya bahwa komunitasnya merupakan anggota korporasi yang baik, dan Timberland adalah sebuah organisasi yang benar-benar mempertimbangkan bagaimana berada dalam posisi orang lain. Dari CEO, pekerja kantor, sampai sekutu penjualan di lantai kantor, Timberland mendorong semua karyawannya untuk melibatkan diri dalam masyarakat mereka.

Melalui program Alur Pelayanan jangka panjangnya, perusahaan memberikan para pekerja penuh waktunya 40 jam libur, dengan tetap mendapatkan bayaran, untuk menjadi sukarelawan dalam pelayanan masyarakat selama jam kerja normal. Akhir-akhir ini perusahaan juga telah melembagakan sebuah program liburan panjang dengan tetap mendapat bayaran, untuk mengizinkan empat karyawan, setiap tahunnya, mengontribusikan keterampilan-keterampilan profesional mereka pada organisasi-organisasi nirlaba selama enam bulan.

Tidak hanya itu, perusahaan juga telah lama terlibat dalam City Year, sebuah organisasi pelayanan pemuda nasional untuk anak muda berumur 17 sampai 24 tahun yang memberikan pelayanan kepada berbagai masyarakat berbeda selama satu tahun penuh. Perusahaan menjadi sponsor Kepemimpinan Nasional dari City Year, dan CEO Schwartz sebagai pemimpin dewannya.

Selain usaha-usaha tersebut, perusahaan menjalin hubungan kerjasama dengan banyak organisasi pelayanan lainnya untuk bekerja dalam aktivitas-aktivitas seperti pencegahan kelaparan anak, pelatihan keterampilan, dan penghapusan kondisi kerja yang eksploitatif. Situs Web perusahaan juga menyediakan hubungan pada SERVnet, sebuah situs berita dan kejadian-kejadian online yang mencantumkan kebutuhan akan proyek-proyek pelayanan masyarakat.

Akhirnya, Timberland juga mempertimbangkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang mungkin ditimbulkan pada lingkungan. Perusahaan menciptakan sebuah Departemen Urusan Lingkungan untuk mengurangi efek-efek buruk produksi pada lingkungan.

Perusahaan mempunyai komitmen untuk mendaur ulang sisa-sisa kulit dan meminimumkan penggunaan bahan-bahan beracun dan sumber-sumber daya yang tidak dapat didaur ulang, serta mengurangi emisi karbon dioksida untuk membantu mengekang pemanasan global. Dengan menggunakan metode-metode inovatif untuk mengurangi konsumsi energi dan menghemat sumber-sumber daya, Timberland menempatkan atap kaca pada bangunan-bangunannya.

Adapun upaya lain yang dilakukannya adalah membangun beberapa toko ritelnya dengan perlengkapan dan peralatan yang dibuat dari material-material daur ulang, seperti kayu dan batu bata bekas. Kotak-kotak sepatunya juga seluruhnya dibuat dari produk-produk daur ulang dan dicetak menggunakan tinta dari sayur-sayuran yang ramah lingkungan.

Melalui usaha sehari-hari untuk meningkatkan operasinya sambil menawarkan produk-produk berkualitas bagus, Timberland benar-benar menjalani perjalanan nyata yang berhubungan dengan perilaku tanggung jawab etika dan sosial. Mungkin satu insiden dapat dengan baik menggambarkan komitmen Timberland pada masyarakat: Pada 11 September 2001, CEO Schwartz dan lebih dari 100 karyawan lainnya bekerja suka rela pada sebuah sekolah di Bronx, New York City.

BACA JUGA:

Setelah peristiwa World Trade Center dilaporkan, para karyawan Timberland dinasihati untuk segera meninggalkan kota. Tetapi, mereka lebih memilih untuk tinggal dan menyelesaikan pekerjaan memperbaiki jendela, mengecat halaman, dan melakukan berbagai kegiatan pembersihan serta perbaikan. Oleh karena itu, tidak heran jika majalah Fortune mengatakan tentang Timberland, "Tidak ada yang menganggap tanggung jawab sosial lebih serius."

Sumber: Situs Web perusahaan Timberland, http://www.timberland.com, diakses pada 29 Maret 2002; "Best Companies to Work for," Fortune, http://www.fortune.com, diakses pada 26 Maret 2002; Marjorie Kelly, "Capitalism Has Its Shining Side," the Corporate Social Responsibility Newswire, http://www.csrwire.com, diakses pada 26 Maret 2002.
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.