Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Al-Ghazali: Keseimbangan Penawaran dan Permintaan

Al-Ghazali sudah menyajikan penjabaran yang rinci akan peranan aktivitas perdagangan dan timbulnya pasar yang harganya bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran. Bagi Al-Ghazali, pasar merupakan bagian dari "keteraturan alami". Secara rinci, ia juga menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar (Karim, 2018: 20).

Dapat saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada. Namun, secara alami mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat pula terjadi tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut atau sebaliknya. Keadaan ini menimbulkan masalah. Oleh karena itu, secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan alat-alat di satu pihak dan tempat penyimpanan hasil pertanian di pihak lain. Tempat inilah yang kemudian didatangi oleh pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang kayu, dan pandai besi yang tidak dapat langsung melakukan barter juga terdorong pergi ke pasar ini. Bila di pasar juga tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter, ia akan menjual pada pedagang dengan harga yang relatif murah untuk kemudian disimpan sebagai persediaan. Pedagang kemudian menjualnya dengan suatu tingkat keuntungan. Hal ini berlaku untuk setiap jenis barang.

Pada kesempatan lain, Al-Ghazali juga secara eksplisit menjelaskan mengenai perdagangan regional:
Selanjutnya, praktik-praktik ini terjadi di berbagai kota dan negara. Orang-orang melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk mendapatkan alat-alat makanan dan membawanya ke tempat lain. Urusan ekonomi, orang akhirnya diorganisasikan ke kota-kota, di mana tidak seluruh makanan dibutuhkan. Keadaan inilah yang pada gilirannya menimbulkan kebutuhan terhadap alat transportasi sehingga terciptalah kelas pedagang regional dalam masyarakat. Motifnya tentu saja mencari keuntungan. Para pedagang ini bekerja keras memenuhi kebutuhan orang lain dan mendapat keuntungan, dan keuntungan ini akhirnya dimakan oleh orang lain juga.

Al-Ghazali tidak menolak kenyataan bahwa keuntunganlah yang menjadi motif perdagangan. Ia juga menjabarkan pentingnya peran pemerintah dalam menjamin keamanan jalur perdagangan demi kelancaran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.

Walaupun Al-Ghazali tidak menjelaskan permintaan dan penawaran dalam terminologi modern, beberapa paragraf dalam tulisannya jelas menunjukkan bentuk kurva penawaran dan permintaan. Untuk kurva penawaran yang "naik dari kiri bawah ke kanan atas" dinyatakan olehnya sebagai "jika petani tidak mendapatkan pembeli dan barangnya, ia akan menjualnya pada harga yang lebih murah". Gambaran grafis dari pernyataan Al-Ghazali ini adalah sebagai berikut:

Al-Ghazali: Keseimbangan Penawaran dan Permintaan

Pada tingkat harga P1, jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual adalah sebesar Qs1, sementara jumlah barang yang diminta adalah hanya sebesar Qd1. Dengan demikian, sang petani tidak mendapatkan cukup pembeli. Untuk mendapatkan tambahan pembeli, maka sang petani menurunkan harga jual produknya dari P1 menjadi P*, sehingga jumlah pembelinya naik dari Qd1 menjadi Q*.

Sementara untuk kurva permintaan yang "turun dari kiri atas ke kanan bawah" dijelaskan olehnya sebagai "harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan". Secara grafis, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keseimbangan Penawaran dan Permintaan

Pada mulanya, harga yang diminta oleh petani adalah sebesar P1. Pada harga ini, jumlah permintaan dan penawaran terhadap produk petani tersebut adalah sebesar Q1. Dengan menurunkan jumlah permintaan dari Q1 menjadi hanya sebesar Q2 (yakni dengan menggeser kurva permintaan D1 ke kiri bawah menjadi kurva D2), maka tingkat harga akan turun pula dari P1 menjadi P2. Oleh karena itu, harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan.

Al-Ghazali juga telah memahami konsep elastisitas permintaan. Simak kutipan berikut:
Mengurangi margin keuntungan dengan menjual pada harga yang lebih murah akan meningkatkan volume penjualan dan ini pada gilirannya akan meningkatkan keuntungan.
 
Bahkan, ia telah pula mengidentifikasikan produk makanan sebagai komoditas dengan kurva permintaan yang inelastis.
Karena makanan adalah kebutuhan pokok, perdagangan makanan harus seminimal mungkin didorong oleh motif mencari keuntungan untuk menghindari eksploitasi melalui pengertian harga yang tinggi dan keuntungan yang besar. Keuntungan semacam ini seyogyanya dicari dari barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok.

Al-Ghazali dan juga para pemikir sezamannya ketika membicarakan harga biasanya langsung mengaitkannya dengan keuntungan. Keuntungan belum secara jelas dikaitkan dengan pendapatan dan biaya. Bagi Al-Ghazali, keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis, dan ancaman keselamatan diri si pedagang.

Baca Juga:
Rizki Gusnandar
Rizki Gusnandar Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi - Thomas A. Edison.